Kualitas Semen Cair Sapi Bali Pada Berbagai Formula Pengencer Berbahan Dasar Air Kelapa Selama Pendinginan 2-5 °C

Main Author: Arfan, Muhammad Amran
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/168435/1/Muhammad%20Amran%20Arfan.pdf
http://repository.ub.ac.id/168435/
ctrlnum 168435
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/168435/</relation><title>Kualitas Semen Cair Sapi Bali &#xD; Pada Berbagai Formula Pengencer Berbahan Dasar Air Kelapa Selama Pendinginan &#xD; 2-5 &#xB0;C</title><creator>Arfan, Muhammad Amran</creator><subject>636.082 4 Breeding and reproduction methods</subject><description>Semen yang didapatkan dari pejantan sebelumnya harus diencerkan terlebih dahulu untuk memperbanyak volume sehingga makin banyak betina yang bisa di IB dengan semen yang dihasilkan dari satu pejantan. Ada berbagai macam pengencer yang dapat digunakan untuk mengencerkan semen. Selain alasan diatas pengenceran semen dilakukan untuk menyediakan zat makanan bagi spermatozoa, melindungi spermatozoa dari coldshock dan dapat mempertahankan tekanan osmotik dan keseimbangan elektrolit yang sesuai serta dapat menghambat penurunan viabilitas. Pendinginan pada semen yang telah diencerkan bertujuan untuk memperpanjang masa simpan dari semen tersebut agar kualitas semen tersebut masih tetap baik ketika ingin digunakan untuk IB serta untuk memperlambat penurunan angka kematian.&#xD; Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari formulasi pengencer berbahan dasar air kelapa pada sapi Bali yang memiliki kualitas seperti CEP-3 2. Mencari formulasi pengencer berbahan dasar air kelapa yang lebih dapat mempertahankan kualitas semen lebih lama spermatozoa di dalam semen tersebut yang akan lebih tinggi bila didiamkan&#xD; viii&#xD; pada suhu ruang. Pendinginan pada semen biasanya dilakukan pada suhu 5oC.&#xD; Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan 4 perlakuan dan 10 ulangan Materi penelitian yang digunakan yaitu semen segar sapi Bali yang ada di Loka Penelitian Sapi Potong Grati dengan menggunakan dua sapi Bali jantan B2013/156 dan B2013/158 dengan bobot 440kg dan 507kg serta lingkar testis 25 cm dan 26 cm. Penampungan dilakukan setiap seminggu dua kali menggunakan metode vagina buatan. Persayaratan semen segar yang digunakan yaitu semen yang mempunyai motilitas individu &#x2265; 70% dan motilitas massa 2+. CEP-3 yang digunakan didapatkan dari laboratorium Universitas Brawijaya, kuning telur yang digunakan adalah kuning telur segar berasal dari ayam ras petelur dengan umur kurang dari 3 hari dari air kelapa yang digunakan berumur kurang dari 5 hari.&#xD; Hasil dari penelitian ini warna semen sapi Bali yang dihasilkan pada penelitian ini adalah krem Bau semen yang dihasilkan pada penelitian ini didapatkan bau yang khas. Jumlah rataan volume semen sapi yang dihasilkan adalah 6,63&#xB1;0,08 ml. pH yang didapatkan adalah 6,63&#xB1;0,08 angka tersebut masih dikatakan normal. pH diukur dengan cara mengambil semen dan diletakan dikertas lakmus kemudian dilihat pH-nya dengan pH BTB paper, pH normal semen adalah 6,4 - 7,8. Konsistensi yang didapatkan pada semen sapi bali adalah sedang, hal ini berkaitan juga dengan konsentrasi yang didapatkan yaitu 1140&#xB1;158,32 ml. Hasil analisis menggunakan Pearson&#x2019;s Chi Square pada motilitas semen yang diencerkan menggunakan P1 menunjukan hasil yang baik, hasil tersebut menandakan bahwa perlakuan P1 pada hari ke-8 masih layak untuk di IBkan. Untuk perlakuan P2 menunjukan hasil yang tidak baik pada hari ke-6 sehingga semen pada hari ke-6 sudah tidak layak untuk dibuat untuk Inseminasi buatan, sedangkan pada P3 dan P4&#xD; ix&#xD; menunjukan hasil yang kurang baik namun memiliki nilai diatas nilai harapan sehingga semen pada hari ke-5 masih layak untuk digunakan pada inseminasi buatan.&#xD; Viabilitas pengenceran semen yang terbaik adalah P1 kemudian P2, P4 dan P3. Hal ini menandakan bahwa kuning telur dan jumlah fruktosa yang diberikan dapat mempengaruhi viabilitas spermatozoa yang telah diencerkan. Nilai rataan abnormalitas tersebut sangat fluktuatif setiap harinya pada setiap perlakuan yang diberikan pada pengencer, hal dapat terjadi karena masa simpan, karena semen yang diencerkan lalu disimpan semakin lama semakin rusak membran spermatozoanya. Namun angka tersebut masih dalam angka yang wajar karena nilai maksimal abnormalitas pada semen yang ingin digunakan untuk IB adalah 20% sedangkan nilai rataan abnormalitas ditabel tersebut masih dibawah 10% pada setiap perlakuannya. Hasil perhitungan menunjukan bahwa total spermatozoa motil pada semua perlakuan selama pendinginan hingga hari ke &#x2013; 5 memiliki nilai diatas nilai harapan 40 juta/ml, oleh sebab itu semen tersebut masih layak untuk di IB. Hasil analisis menggunakan Pearson&#x2019;s Chi Square menunjukkan dari ke-5 perlakuan yang diberikan jumlah total spermatozoa motil yang terbaik ditunjukan oleh P1 dimana pada hari ke-8 masih memiliki nilai diatas nilai harapan, sedangkan pada perlakuan P2, P3, dan P4 nilainya sudah sangat jauh dibawah nilai harapan. Hal ini menunjukan bahwa semen yang diberikan perlakuan P1 masih layak digunakan untuk Inseminasi Buatan pada hari ke-8.</description><date>2018-11-08</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/168435/1/Muhammad%20Amran%20Arfan.pdf</identifier><identifier> Arfan, Muhammad Amran (2018) Kualitas Semen Cair Sapi Bali Pada Berbagai Formula Pengencer Berbahan Dasar Air Kelapa Selama Pendinginan 2-5 &#xB0;C. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>SKR/FPT/2018/569/051811330</relation><recordID>168435</recordID></dc>
language eng
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
Book:Book
Book
author Arfan, Muhammad Amran
title Kualitas Semen Cair Sapi Bali Pada Berbagai Formula Pengencer Berbahan Dasar Air Kelapa Selama Pendinginan 2-5 °C
publishDate 2018
topic 636.082 4 Breeding and reproduction methods
url http://repository.ub.ac.id/168435/1/Muhammad%20Amran%20Arfan.pdf
http://repository.ub.ac.id/168435/
contents Semen yang didapatkan dari pejantan sebelumnya harus diencerkan terlebih dahulu untuk memperbanyak volume sehingga makin banyak betina yang bisa di IB dengan semen yang dihasilkan dari satu pejantan. Ada berbagai macam pengencer yang dapat digunakan untuk mengencerkan semen. Selain alasan diatas pengenceran semen dilakukan untuk menyediakan zat makanan bagi spermatozoa, melindungi spermatozoa dari coldshock dan dapat mempertahankan tekanan osmotik dan keseimbangan elektrolit yang sesuai serta dapat menghambat penurunan viabilitas. Pendinginan pada semen yang telah diencerkan bertujuan untuk memperpanjang masa simpan dari semen tersebut agar kualitas semen tersebut masih tetap baik ketika ingin digunakan untuk IB serta untuk memperlambat penurunan angka kematian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari formulasi pengencer berbahan dasar air kelapa pada sapi Bali yang memiliki kualitas seperti CEP-3 2. Mencari formulasi pengencer berbahan dasar air kelapa yang lebih dapat mempertahankan kualitas semen lebih lama spermatozoa di dalam semen tersebut yang akan lebih tinggi bila didiamkan viii pada suhu ruang. Pendinginan pada semen biasanya dilakukan pada suhu 5oC. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan 4 perlakuan dan 10 ulangan Materi penelitian yang digunakan yaitu semen segar sapi Bali yang ada di Loka Penelitian Sapi Potong Grati dengan menggunakan dua sapi Bali jantan B2013/156 dan B2013/158 dengan bobot 440kg dan 507kg serta lingkar testis 25 cm dan 26 cm. Penampungan dilakukan setiap seminggu dua kali menggunakan metode vagina buatan. Persayaratan semen segar yang digunakan yaitu semen yang mempunyai motilitas individu ≥ 70% dan motilitas massa 2+. CEP-3 yang digunakan didapatkan dari laboratorium Universitas Brawijaya, kuning telur yang digunakan adalah kuning telur segar berasal dari ayam ras petelur dengan umur kurang dari 3 hari dari air kelapa yang digunakan berumur kurang dari 5 hari. Hasil dari penelitian ini warna semen sapi Bali yang dihasilkan pada penelitian ini adalah krem Bau semen yang dihasilkan pada penelitian ini didapatkan bau yang khas. Jumlah rataan volume semen sapi yang dihasilkan adalah 6,63±0,08 ml. pH yang didapatkan adalah 6,63±0,08 angka tersebut masih dikatakan normal. pH diukur dengan cara mengambil semen dan diletakan dikertas lakmus kemudian dilihat pH-nya dengan pH BTB paper, pH normal semen adalah 6,4 - 7,8. Konsistensi yang didapatkan pada semen sapi bali adalah sedang, hal ini berkaitan juga dengan konsentrasi yang didapatkan yaitu 1140±158,32 ml. Hasil analisis menggunakan Pearson’s Chi Square pada motilitas semen yang diencerkan menggunakan P1 menunjukan hasil yang baik, hasil tersebut menandakan bahwa perlakuan P1 pada hari ke-8 masih layak untuk di IBkan. Untuk perlakuan P2 menunjukan hasil yang tidak baik pada hari ke-6 sehingga semen pada hari ke-6 sudah tidak layak untuk dibuat untuk Inseminasi buatan, sedangkan pada P3 dan P4 ix menunjukan hasil yang kurang baik namun memiliki nilai diatas nilai harapan sehingga semen pada hari ke-5 masih layak untuk digunakan pada inseminasi buatan. Viabilitas pengenceran semen yang terbaik adalah P1 kemudian P2, P4 dan P3. Hal ini menandakan bahwa kuning telur dan jumlah fruktosa yang diberikan dapat mempengaruhi viabilitas spermatozoa yang telah diencerkan. Nilai rataan abnormalitas tersebut sangat fluktuatif setiap harinya pada setiap perlakuan yang diberikan pada pengencer, hal dapat terjadi karena masa simpan, karena semen yang diencerkan lalu disimpan semakin lama semakin rusak membran spermatozoanya. Namun angka tersebut masih dalam angka yang wajar karena nilai maksimal abnormalitas pada semen yang ingin digunakan untuk IB adalah 20% sedangkan nilai rataan abnormalitas ditabel tersebut masih dibawah 10% pada setiap perlakuannya. Hasil perhitungan menunjukan bahwa total spermatozoa motil pada semua perlakuan selama pendinginan hingga hari ke – 5 memiliki nilai diatas nilai harapan 40 juta/ml, oleh sebab itu semen tersebut masih layak untuk di IB. Hasil analisis menggunakan Pearson’s Chi Square menunjukkan dari ke-5 perlakuan yang diberikan jumlah total spermatozoa motil yang terbaik ditunjukan oleh P1 dimana pada hari ke-8 masih memiliki nilai diatas nilai harapan, sedangkan pada perlakuan P2, P3, dan P4 nilainya sudah sangat jauh dibawah nilai harapan. Hal ini menunjukan bahwa semen yang diberikan perlakuan P1 masih layak digunakan untuk Inseminasi Buatan pada hari ke-8.
id IOS4666.168435
institution Universitas Brawijaya
affiliation mill.onesearch.id
fkp2tn.onesearch.id
institution_id 30
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Universitas Brawijaya
library_id 480
collection Repository Universitas Brawijaya
repository_id 4666
subject_area Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia*
city MALANG
province JAWA TIMUR
shared_to_ipusnas_str 1
repoId IOS4666
first_indexed 2021-10-28T06:52:56Z
last_indexed 2021-10-28T07:52:31Z
recordtype dc
_version_ 1751455993185697792
score 17.538404