Karakteristik Kuantitatif Kerbau Lumpur (Bubalus Bubalis) Betina Produktif Di Malang Raya
Main Author: | Saputra, Candra Yuangga |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/168352/1/Candra%20Yuangga%20Saputra.pdf http://repository.ub.ac.id/168352/ |
Daftar Isi:
- Ternak kerbau merupakan salah satu komoditas peternakan di Indonesia yang berpotensi untuk di kembangkan di pedesaan. Malang Raya termasuk dalam wilayah di Jawa Timur sebelah utara yang memiliki populasi kerbau yang cukup tinggi yaitu sekitar 1.231 ekor (BPS Provinsi Jawa Timur, 2016). Populasi kerbau di Malang Raya menunjukkan kecederungan yang terus menurun dari tahun ke tahun. Salah satu upaya untuk mengembangkan dan menambah populasi kerbau dapat dilakukan dengan upaya meningkatkan populasi kerbau betina produktif yang di pelihara secara intensif. Penelitian ini dilakukan di Malang Raya, meliputi Kecamatan Sumber pucung, Kecamatan Singosari, Kecamatan Ampel Gading, Kecamatan Dampit, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kecamatan Pakis, Kecamatan Tajinan, Kecamatan Blimbing, Kecamatan Sukun, dan Kecamatan Lowok Waru Jawa Timur. Penelitian dilaksanakan pada 19 Juni sampai 10 Agustus 2017. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerbau betina produktif sebanyak 118 ekor dari 84 peternak. Metode penelitian yang digunakan adalah survei. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis viii karakteristik ukuran tubuh, yang meliputi lingkar dada, panjang badan, dan tinggi gumba kerbau betina produktif pada umur yang berbeda. Manfaat penelitian ini adalah sebagai dasar program peningkatan kerbau betina produktif di lokasi penelitian. Data yang diperoleh dari penelitian ditabulasi, dihitung rata rata, standar deviasi, koefisien keragaman dan dilanjutkan dengan analisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat kuantitatif ternak kerbau dilokasi penelitian meliputi panjang badan, tinggi gumba, dan lingkar dada. Umur rata-rata pertama kali ternak kerbau betina beranak yaitu 42 bulan dengan jarak tiap kali beranak rata-rata 18 bulan, sehingga bisa di kelompokkan beberapa kelompok umur sebagai berikut, umur 42-59 bulan memiliki rataan panjang badan 127,08±6,77 cm; lingkar dada 180,61±18,03 cm; tinggi gumba 121,06±6,85 cm, umur 60-77 bulan memiliki rataan panjang badan 131,28 ± 5,87 cm; lingkar dada 194,85 ± 9,18 cm; tinggi gumba 120,74 ± 5,72 cm, umur 78-95 bulan memiliki rataan panjang badan 138,04±9,36 cm; lingkar dada 183,17±21,89 cm; tinggi gumba 127,95±7,17 cm, umur lebih dari 96 bulan memiliki rataan panjang badan 135,42±8,08 cm; lingkar dada 194,38±16,18 cm; tinggi gumba 126,74±10,83 cm. Disimpulkan bahwa ukuran panjang badan, lingkar dada, dan tinggi gumba menggambarkan sifat kuantitatif yang memperlihatkan Ukuran kerbau umur produktif lebih tinggi dari SNI 7706,1:2011. Berdasarkan Karakteristik kuantitatif kerbau betina umur produktif yang meliputi ukuran panjang badan, lingkar dada, dan tinggi gumba di Malang Raya dapat di sarankan bahwa hasil penelitian kerbau umur 42 – 96 bulan bisa di gunakan untuk acuan melakukan seleksi calon bibit betina produktif.