Pengaruh Lama Fermentasi Ampas Putak (Corypha gebanga) menggunakan Aspergillus oryzae terhadap Produksi Gas dan Nilai Kecernaan secara In Vitro
Main Author: | Hariyani, Oktiya |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/168343/ |
Daftar Isi:
- Pakan merupakan salah satu faktor produksi yang penting, akan tetapi ketersediaannya yang terbatas dan harga yang mahal sering menjadi kendala bagi usaha peternakan. Perlu diupayakan bahan pakan alternatif yang dapat digunakan sebagai pakan ternak yang harganya murah, tidak bersaing dengan kebutuhan manusia. Salah satu bahan alternatif yang dapat digunakan adalah ampas putak. Putak merupakan jenis pangan yang berasal dari pohon gewang (Corypha gebanga). Batang gewang telah lama dikenal sebagai penghasil putak yang mengandung sumber karbohidrat dan memiliki hasil samping ampas putak yang dapat digunakan sebagai pakan ternak, fakta tersebut menunjukkan bahwa ampas putak memiliki potensi sebagai sumber pakan yang dapat ditingkatkan kecernaannya dengan pengolahan fermentasi sebelum diberikan kepada ternak ruminansia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi ampas putak (Corypha gebanga) menggunakan Aspergillus oryzae terhadap produksi gas dan kecernaan secara in vitro. Materi penelitian ini adalah ampas putak, mineral, urea, Aspergillus oryzae dan cairan rumen yang diambil dari sapi PFH berfistula rumen. Metode peneltian yang digunakan adalah metode percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Pengambilan cairan rumen sebanyak 3 kali sebagai ulangan. Perlakuan tersebut adalah P0: ampas putak tanpa perlakuan, P1: ampas putak ditambah 0,9% Aspergillus oryzae difermentasi selama 24 jam, P2: ampas putak ditambah 0,9% Aspergillus oryzae difermentasi selama 48 jam, P3: ampas putak ditambah 0,9% Aspergillus oryzae difermentasi selama 72 jam, P4: ampas putak ditambah 0,9% Aspergillus oryzae difermentasi selama 96 jam. Variabel yang diamati adalah produksi gas, kecernaan bahan kering (KcBK) dan kecernaan bahan organik (KcBO) secara in vitro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap produksi gas dengan hasil tertinggi yaitu P0 (134,54 ml/500 mg BK) berbeda sangat nyata terhadap P1 (98,25 ml/500 mg BK), kemudianP1 tidak berbeda nyata terhadap P2 (86,92 ml/500 mg BK) P2 tidak berbeda nyata terhadap P3 (73,44 ml/500 mg BK) dan P3 tidak berbeda nyata terhadap P4 (66,37 ml/500 mg BK). Perlakuan memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap nilai potensi produksi gas dan laju produksi gas, dengan nilai potensi produksi gas tertinggi yaitu P0 (268,79 ml/500 mg BK) berbeda sangat nyata terhadap P2 (117,58 ml/500 mg BK), kemudian P2 tidak berbeda nyata terhadap P1 (106,6 ml/500 mg BK), P1 tidak berbeda nyata dengan P3 (91,05 ml/500 mg BK) dan P3 tidak berbeda nyata terhadap P4 (85,73 ml/500 mg BK), nilai laju produksi gas tertinggi diperoleh P1 (0,046 ml/jam) yang berbeda sangat nyata terhadap P3 (0,034 ml/jam), kemudian P3, P4 (0,033 ml/jam), P2 (0,029 ml/jam) tidak berbeda nyata, kemudian P1 sampai P4 berbeda sangat nyata terhadap P0 (0,016 ml/jam). Perlakuan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kecernaan bahan kering (KcBK) dan kecernaan bahan organik (KcBO), nilai KcBK tertinggi yaitu pada P0 (79,66%) yang berbeda sangat nyata terhadap P1 (71,41%), P2 (64,13%), P3 (56,88%)dan P4 (49,20%) seluruh perlakuan menunjukkan perbedaan yang sangat nyata. Nilai KcBO tertinggi dihasilkan oleh P0 (79,24%) yang tidak berbeda nyata dengan P1 (77,00%), kemudian P1 berbeda sangat nyata dengan P2 (69,51%), kemudian P2 tidak berbeda nyata dengan P3 (66,09%) dan P3 berbeda sangat nyata dengan P4 (60,73%). Penurunan produksi gas, KcBK dan KcBO dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti protein kasar dan serat kasar. Kesimpulan lama fermentasi ampas putak dapat menurunkan produksi gas, kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik dan dapat meningkatkan protein kasar dan serat kasar. Perlakuan terbaik yaitu P2 dengan lama inkubasi fermentasi 48 jam. Saran untuk meningkatkan kualitas pakan ampas putak (Corypha gebanga) perlu adanya pengolahan dengan metode fermentasi menggunakan inokulum Aspergillus oryzae selama 48 jam.