Pengaruh Perlindungan Protein Bungkil Kedelai Menggunakan Ekstrak Daun Nangka (Artocarpus heterophyllus) sebagai Sumber Tanin pada Bungkil Kedelai terhadap Produksi Gas, Nilai ME dan NE secara In Vitro
Main Author: | Samur, Salnan Irba Novaela |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/168333/ |
Daftar Isi:
- Protein merupakan salah satu nutrien yang dibutuhkan oleh ternak ruminansia. Protein juga sebagai sumber asam amino, memiliki peran untuk sintesis protein dalam tubuh ternak itu sendiri. Pemenuhan dalam kebutuhan protein ternak, harus disesuaikan dengan proses yang dialami dalam tubuh. Namun pada rumen terdapat mikroba yang hidup dengan memfermentasikan protein menjadi amonia. Apabila protein yang terkandung dalam pakan tinggi maka protein tersebut akan lebih banyak diserap oleh mikroba rumen dari pada diserap usus halus untuk kebutuhan ternak itu sendiri. Akan lebih baik apabila sebagian besar protein mampu lolos (by pass) dari fermentasi mikroba rumen dan diserap usus halus serta menghasilkan asam-asam amino untuk kebutuhan ternak tersebut. Pemberian protein yang memiliki kualitas tinggi perlu diberikan perlindungan dari degradasi mikrobia di dalam rumen. Perlindungan tersebut dapat dilakukan dengan penambahan tanin dalam pakan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun nangka sebagai sumber tanin dalam proteksi protein bungkil kedelai pada produksi gas secara In Vitro serta estimasi nilai energi (ME dan NE) yang dihasilkan. Penambahan ekstrak daun nangka sebagai sumber tanin terhadap bungkil kedelai diharapkan mampu memberikan pengaruh yang baik terhadap kualitas nutrisi pakan sehingga mampu menghasilkan nilai efisiensi biaya pakan dan meningkatkan produktifitas ternak. Materi penelitian adalah peralatan produksi gas secara in vitro meliputi: syringe, piston, waterbath, selang berklip, timbangan analitik, gelas ukur, kain penyaring, pipet tetes, termometer, tabung erlenmeyer, pemanas, stirrer, labu ukur 3500 ml, inkubator, kertas saring, botol sampel, spuit, teko plastik serta termos untuk tempat cairan rumen. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Apabila terdapat perbedaan pada perlakuan maka dilanjutkan uji duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada produksi gas memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) perlakuan terbaik terdapat pada P2 (pakan kontrol dengan penambahan ekstrak tanin daun nangka) yaitu 100,24±3,23 ml/500 mg BK. Namun perlakuan tersebut tidak lebih rendah dari P0 yaitu bernilai 95,63±4,63 ml/500 mg BK. Produksi gas terendah selanjutnya adalah P3 yang bernilai 100,72±2,07 ml/500 mg BK lalu diikuti produksi gas P1 yang paling tinggi dari seluruh perlakuan yaitu 102,16±1,18 ml/500 mg BK. Sedangkan untuk hasil Metabolizable Energy (ME) dan Net Energy (NE) tidak memberikan perbedaan yang nyata pada setiap perlakuannya (P>0,05). Perlakuan ME terbaik pada P2 yaitu 8,31±0,17 MJ/Kg BK disusul dengan P3 dan P1 yaitu; 8,41±0,17 MJ/kg BK dan 8,47±0,17 MJ/Kg BK tetapi perlakuan terbaik pada P2 tidak lebih rendah dari P0 dengan nilai 8,26±0,29 MJ/Kg BK. Hasil dari NE juga memberikan perlakuan terbaik pada P2 yaitu 4,91±0,12 MJ/Kg BK kemudian disusul dengan P3 dan P1 yaitu bernilai 4,98±0,12 MJ/Kg BK dan 5,03±0,12 MJ/Kg BK. Namun nilai yang dihasilkan dengan perlakuan P2 tidak lebih rendah dari P0 yang merupakan perlakuan kontrol yaitu bernilai 4,88±0,21 MJ/Kg BK. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa perlindungan protein bungkil kedelai menggunakan ekstrak daun nangka sebagai sumber tanin dengan level pemberian ektrak sebesar 4,5% belum mampu menurunkan produksi gas serta menurunkan nilai ME dan NE.Perlu dilakukan penelitian kembali dengan meningkatkan level pemberian ekstrak daun nangka sebagai sumber tanin yang ditambahkan pada bungkil kedelai hingga mencapai nilai produksi gas serta ME dan NE yang rendah dari perlakuan kontrol.