Kualitas Pupuk Organik Berbahan Dasar Feses Sapi Dan Serasah Yang Difermentasi Aerob Dengan Berbagai Level Dekomposer Komersial EM4
Main Author: | Rifa’i, Iwan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/168318/1/Iwan%20Rifa%E2%80%99i.pdf http://repository.ub.ac.id/168318/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilaksanakan pada 30 Juli 2017 sampai dengan 18 September 2017. Pembuatan kompos dilaksanakan ditempat Bapak Supar di Desa Sumberputih, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, di Desa Sumberputih, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan dekomposer komersil Em4 terhadap kandungan hara pupuk organik berbahan dasar feses sapi dan serasah. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi tentang alternatif pengolahan limbah feses sapi dan meningkatkan unsur hara serta dapat mengurangi potensi pencemaran lingkungan akibat feses sapi di Desa Sumberputih, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan lapang dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan (P0, P1, P2, dan P3), dan 5 ulangan (U1, U2, U3, U4, U5). Perlakuan yang digunakan (P0=Feses Sapi 24 kg + Serasah 1 kg), (P1=P0 + 25 ml Dekomposer EM4), (P2=P0 + 50 ml Dekomposer EM4),(P3=P0 + 75 ml Dekomposer EM4). Feses sapi dikumpulkan dari peternak setempat menggunakan sekop.Feses yang terkumpul ditimbang sebanyak 24 kg untuk setiap perlakuannya dan kemudian ditempatkan pada tempat terpisah.Setelah itu, feses sapi dicampur dengan serasah 1 kg dan diaduk hingga merata. Selama proses pengadukan feses dan serasah disemprot dengan dekomposer yang telah diencerkan sesuai perlakuan yang telah ditentukan. Data analisis laboratorium menunjukan bahwa pada kotoran sapi segar yang akan dikomposkan mengandung kadar C-organik 10%, kadar air 60%, N total 0,89, P2O5 total 2,80 dengan pH 9,03. Kadar air bahan sebesar 60% menunjukkan bahwa kotoran sapi yang digunakan merupakan kotoran sapi yang ideal, Data hasil pengamatan suhu(P0-24,94), (P1-25,45), (P2-26,82), (P3-27,71), hasil pengukuran suhu sesuai perlakuan dilihat bahwa rata-rata suhu kompos tertinggi terdapat dalam P3 sebesar 27,71 sedangkan terendah adalah P0 sebesar 24,94. Penggunaan aktivator kultur EM4 menyebabkan rata-rata suhu kompos yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan suhu kompos kontrol (P0). Suhu kompos yang dihasilkan pada minggu ke satu sudah sesuai dengan kriteria SNI: 19-7030-2004 yang menyaratkan kompos yang baik bersuhu air tanah. Tingginya suhu kompos pada awal minggu-1 akibat penggunaan kultur kultur EM4, perlakuan tanpa penambahan aktivator v untuk mempercepat pengomposan menyebabkan pengomposan berjalan secara alami dan mikroorganisme yang berperan lebih sedikit sehingga suhu didalam tumpukan kompos lebih rendah akibat sedikitnya energi yang dihasilkan .Hal ini dapat dapat disimpulkan bahwa penambahan EM4 pada kotoran sapi sangat berperan penting dalam proses pengomposan.