Pengaruh Ketersediaan Air Terhadap Produksi Biomassa Bibit Tanaman Saga Pohon (Adenanthera Pavonina L.)

Main Author: Prasetya, Erina Azalia
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/168306/1/Erina%20Azalia%20Prasetya.pdf
http://repository.ub.ac.id/168306/
Daftar Isi:
  • Salah satu pakan ternak dengan kandungan nutrisi yang tinggi adalah leguminosa. Dengan diberikannya leguminosa sebagai bahan pakan ternak maka dapat meningkatkan nilai produktifitas dalam pertumbuhan ternak. Tanaman leguminosa dengan kandungan nutrisi yang cukup tinggi adalah tanaman saga (Adenanthera pavonina L.). Tanaman saga pohon adalah tanaman yang menyerupai petai (tipe polong) dengan biji kecil berwarna merah. Pohon saga adalah salah satu jenis yang termasuk dalam famili leguminose yang dapat dijadikan sumber pakan baru bagi ternak, terutama untuk ternak ruminansia. Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ketersediaan air yang berbeda terhadap produksi biomassa bahan kering dan bahan organik serta korelasi antara tinggi tanaman dengan produksi biomassa bibit tanaman saga pohon (Adenanthera pavonina L.) Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2018 hingga April 2018. Pelaksanaan pembibitan tanaman saga pohon (Adenanthera pavonina L.) dilakukan di Laboratorium Greenhouse Sumber Sekar Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya dan analisis kandungan biomassa meliputi uji kandungan bahan kering dan bahan organik dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tanaman saga pohon (Adenanthera pavonina L.). metode yang digunakan dalam penelitian ini dalam perhitungan produksi biomassa adalah menggunakan metode Rancangan acak Lengkap (RAL) pola tersarang (Nested) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan dengan masing-masing ulangan terdapat 12 bibit tanaman saga pohon yang dipilih dengan menggunakan metode lotre, sedangkan untuk pendugaan pola pertumbuhan tanaman dilakukan analisis regresi eksponensial. Perlakuan yang diberikan antara lain; A100 (pemberian air sebanyak 100% kapasitas lapang); A80 (pemberian air sebanyak 80% kapasitas lapang); A60 (pemberian air sebanyak 60% kapasitas lapang); dan A40 (pemberian air sebanyak 40% kapasitas lapang). Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, produksi biomassa bahan kering (BK) dan produksi biomassa bahan organik (BO). Apabila terjadi pengaruh perlakuan maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan’s. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan air pada tanaman saga pohon memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap tinggi tanaman, produksi biomassa bahan kering dan produksi biomassa bahan organik bibit tanaman saga pohon (Adenanthera pavonina L.). Berdasarkan hasil analisis ragam diketahui bahwa pada umur v minggu ke-10 dan minggu ke-12 terlihat perbedaan yang sangat signifikan terhadap produksi biomassa bahan kering dan bahan organik yang dihasilkan pada bibit tanaman saga pohon (Adenanthera pavonina L.). Berdasarkan analisis korelasi antara tinggi tanaman dengan produksi biomassa diketahui bahwa pada perlakuan A60 memiliki hubungan keeratan paling tinggi dengan korelasi biomassa bahan kering sebesar 0,9111 dan korelasi biomassa bahan organik sebesar 0,8880. Kesimpulan penelitian ini diperoleh bahwa tanaman saga pohon (Adenanthera pavonina L.) dapat tumbuh paling baik pada kondisi ketersediaan air A100. Perlakuan yang telah diberikan tidak menunjukkan pengaruh pada minggu ke-2 hingga minggu ke-8. Sedangkan pada minggu ke-10 hingga minggu ke-12 ketersediaan air berdasarkan perlakuan yang diberikan mulai menunjukkan adanya pengaruh pada produksi biomassa yang dihasilkan. Berdasarkan hasil penelitian ini maka diharapkan untuk penelitian lebih lanjut tentang efisiensi ketersediaan air 40% pada bibit tanaman saga pohon (Adenanthera pavonina L.) karena tanaman saga pohon merupakan salah satu tanaman leguminosa yang tahan akan kering untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak pada musim kemarau.