Tingkat Keberhasilan Inseminasi Buatan Kambing Senduro yang Disinkronisasi Prostaglandin F2 Alpha (PGF2α) Injeksi Tunggal di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang
Main Author: | Kustantia, Harum Cendana Putri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/168210/ |
Daftar Isi:
- Kambing merupakan salah satu hewan penting dalam usaha tani di Indonesia, salah satunya adalah kambing Senduro. Kambing Senduro tergolong kambing galur baru yang memiliki fungsi ganda, yaitu dapat dimanfaatkan daging dan susunya. Sehingga kambing Senduro layak untuk ditingkatkan produktivitasnya. Penerapan Inseminasi Buatan (IB) dengan sinkronisasi menjadi salah satu upaya untuk mempercepat pengembangan ternak kambing Senduro. Sehingga dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan IB kambing yang disinkronisasi dengan Prostaglandin F2 Alpha (PGF2α) dengan injeksi tunggal. Penelitian dilaksanakan di peternakan rakyat yang ada di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang pada tanggal 1 Februari 2018 sampai 29 Maret 2018. Materi penelitian ini xii menggunakan 48 ekor kambing Senduro yang disinkronisasi dengan metode injeksi intravulva. Hormon PGF2α yang digunakan ada dua merk, dengan pembagian 35 ekor disinkronisasi menggunakan C® (P1) dan 13 ekor disinkronisasi menggunakan L® (P2). Penentuan sampel menggunakan purposive sampling yang telah ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu yaitu kambing Senduro yang normal reproduksinya dan tidak sedang bunting. Penelitian lapang (kasus) ini adalah dengan observasi secara langsung pada ternak kambing Senduro. Injeksi PGF2α dilakukan oleh dokter hewan dan IB dilakukan oleh inseminator. Variabel yang diamati meliputi Non Return Rate (NRR), Service per Conception (S/C), dan Conception Rate (CR). Data pengamatan yang didapatkan diolah dan dianalisis secara statistik dengan uji t tidak berpasangan yang meliputi nilai CR dan S/C dan analisa deskriptif yang meliputi nilai persentase berahi dan nilai NRR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan IB kambing yang disinkronisasi injeksi tunggal dengan P1 menghasilkan nilai persentasi berahi sebesar 54.29% dan pada injeksi tunggal dengan menggunakan P2 sebesar 61.54%. Sedangkan untuk injeksi ganda P1dan P2 memiliki nilai 100%. Untuk nilai NRR kelompok sinkronisasi tunggal, P1 memiliki nilai NRR0-21 sebesar 50% dan NRR21-42 sebesar 33.33%, sedangkan untuk kambing yang disinkronisasi dengan P2 menunjukkan nilai NRR0-21 sebesar 14.29% dan NRR22-42 sebesar 14.29%. Sedangkan nilai NRR kelompok sinkronisasi injeksi ganda P1 memiliki nilai 76.92% dan P2 20% baik NRR0-21 maupun NRR21-42. Nilai S/C yang didapatkan dari hasil IB kambing yang disinkronisasi tunggal dengan P1 sebesar 1.7±0.6 dan angka S/C pada IB kambing yang disinkronisasi PGF2α tunggal dengan P2 sebesar 1.9±0.4. Untuk kelompok sinkronisasi ganda S/C P1 sebesar 1.2±0.4 dan P2 sebesar 1.8±0.4. Persentase CR pada hasil IB kambing yang disinkronisasi tunggal dengan P1 sebesar 33.33%, dan persentase hasil IB kambing yang disinkronisasi dengan P2 adalah 14.29%. Sedangkan untuk nilai CR kelompok sinkronisasi ganda P1 memiliki nilai 76.92% dan P2 sebesar 20%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kelompok kambing P1 dan P2 hasil IB memiliki nilai yang berbeda nyata (P<0.05) terhadap hasil S/C dan CR. Kesimpulan pada penelitian ini adalah sinkronisasi berahi menggunakan dua macam Prostaglandin dengan yang berbeda dengan injeksi tunggal dan injeksi ganda memiliki pengaruh yang nyata terhadap keberhasilan IB dengan nilai keberhasilan P1 dan P2 kelompok injeksi tunggal sebesar 33.33% dan 14.29%, untuk nilai P1 dan P2 kelompok injeksi ganda sebesar 76.92% dan 20%. Secara keseluruhan nilai NRR, S/C, CR dan persentase berahi pada kambing Senduro sinkronisasi ganda lebih baik dari kelompok sinkronisasi injeksi tunggal. Saran untuk penelitian ini adalah pemakaian alat untuk deteksi berahi dan kebuntingan yang mudah dijangkau masyarakat, mengingat keberhasilan IB pada kambing masih tergolong rendah.