Penggaruh Pengaruh Konsentrasi Rhizopus sp Sebagai Agen Pengikis Protein Terhadap Mutu Kulit Domba Tersamak
Main Author: | Andini, Roselini Agustia |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/168185/1/Roselini%20Agustia%20Andini.pdf http://repository.ub.ac.id/168185/ |
Daftar Isi:
- Komoditas kulit digolongkan menjadi kulit mentah dan kulit samak. Kulit mentah adalah bahan baku kulit yang baru ditanggalkan dari tubuh hewan sampai kulit yang mengalami proses-proses pengawetan atau siap samak. Rhizopus sp merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan tempe dan mampu menghasilkan protease. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh konsentrasi Rhizopus sp sebagai batting agent pada mutu kulit domba tersamak dan dapat mengetahui perlakuan terbaik konsentrasi Rhizopus sp terbaik sebagai batting agent pada penyamakan kulit domba. Manfaat penelitian ini yaitu memberikan informasi tentang bagaimana aktivitas protease dari Rhizopus sp sebagai batting agent terhadap mutu kulit domba tersamak. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 Januari-2 Februari 2018 berlokasi di Balai besar kulit, karet dan plastik Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. vii Perlakuan terdiri dari 0% Rhizopus sp, 0,5%, 1%, 1,5%, dan 2%. Variabel yang diamati meliputi ketebalan, kelemasan, kekuatan tarik dan kadar lemak kulit domba tersamak. Analisis data menggunakan ANOVA dan jika terdapat perbedaan antara perlakuan akan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil penelitian dari konsentrasi Rhizopus sp. Sebagai pengganti bahan batting yang biasa digunakan dalam proses penyamakan dengan perlakuan masing-masing digunakan 1% (Feliderm), 0,5%, 1%, 1,5%, dan 2% (Rhizopus sp.) berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap ketebalan kulit domba tersamak berdasarkan dari nilai rata-rata P0 (0,87±0,057a) mm, P1 (0,87±0,057a) mm, P2 (0,77±0,057a) mm, P3 (0,63±0,057a) mm, dan P4 (0,63±0,057a) mm. Hasil Penelitian mengenai kelemasan menunjukan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) dengan rata-rata dari nilai P0 (3,73±0,321a) mm, P1 (3,50±0,1a) mm, P2 (03,03±0,321a) mm, P3 (3,83±0,115a) mm dan P4 (3,80±0,173a) mm serta berpengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap kekuatan tarik berdasarkan dari nilai rata-rata P0 (183,51±24,30b) kg/cm2, P1 (188,07±20,79b) kg/cm2, P2 (193,93±13,97b) kg/cm2, P3 (129,73±29,02b) kg/cm2 dan P4 (157,62±11,53b) kg/cm2 serta berpengaruh yang nyata (P<0,01) terhadap kadar lemak kulit domba tersamak berdasarkan dari nilai rata-rata P0 (5,94±0,041b) %, P1 (5,26±0,083a) %, P2 (8,55±0,08c) %, P3 (10,03±0,02e) %, dan P4 (9,18±0,104d) %. Kesimpulan dari penelitian penyamakan kulit domba menggunakan rhizopus sp sebagai pengikis protein didapatkan hasil bahwa pada setiap variabel memiliki keterkaitan dan berpengaruh nyata, untuk setiap perlakuan berpengaruh nyata sehingga Rhizopus sp dapat dijadikan sebagai pengganti bahan viii batting yang sebelumnya yaitu Feliderm, ketebalan kulit memiliki nilai yang menurun dengan meningkatnya penambahan konsentrasi Rhizopus sp, pada variabel kelemasan nilai tidak stabil, pada variabel kekuatan tarik menurun dan pada variabel kadar lemak nilai stabil. Saran dari penelitian ini yaitu dapat disarankan dalam proses pengikisan protein dapat digunakan Rhizopus sp sebagai pengganti bahan batting yang sebelumnya yaitu Feliderm untuk mendapatkan kulit domba tersamak dengan kualitas yang baik.