Pengaruh Tingkat Penambahan Gliserol Terhadap Kualitas Semen Kambing Senduro Pada Suhu Penyimpanan -80°C
Main Author: | -, Mahsus |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/168166/1/Mahsus.pdf http://repository.ub.ac.id/168166/ |
Daftar Isi:
- Kriopreservasi sel telah banyak dilakukan dengan metode pembekuan sangat cepat (vitrifikasi) dan pembekuan lambat, tetapi pembekuan lambat terhadap semen belum banyak dilakukan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat penambahan gliserol pada pengencer Andromed dalam mempertahankan kualitas semen kambing Senduro post-thawing disimpan pada suhu -80°C menggunakan metode pembekuan lambat dan untuk mengetahui fisibilitas metode pembekuan lambat -1°C/menit disimpan pada suhu akhir -80°C menggunakan Ultra Freezer. Materi penelitian menggunakan semen segar kambing Senduro jantan berumur 2 tahun. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 7 ulangan, terdiri dari perlakuan 0% gliserol (P0), 7% gliserol (P1), 14% gliserol (P2) dan 21% gliserol (P3). Variabel yang diukur adalah motilitas individu, viabilitas dan abnormalitas spermatozoa. Data dianalisa menggunakan analisis sidik ragam dan apabila terdapat perbedaan yang nyata atau sangat viii nyata maka dilakukan pengujian selanjutnya menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap perlakuan memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap motilitas individu dan viabilitas spermatozoa. Penambahan level gliserol yang semakin meningkat mempengaruhi penurunan kualitas speramtozoa. Rataan nilai motilitas individu spermatozoa yaitu P0 sebesar 7,86±2,67%, P1 sebesar 2,86±2,67%, P2 sebesar 1,43±2,44% dan P3 sebesar 0%. Rataan nilai viabilitas spermatozoa yaitu P0 sebesar 10,31±2,11%, P1 sebesar 5,53±1,51%, P2 sebesar 3,94±1,12% dan P3 sebesar 1,79±0,92%. Persentase gliserol yang ditambahkan pada bahan pengencer Andromed tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap abnormalitas spermatozoa post-thawing. Rataan nilai abnormalitas spermatozoa yaitu P0 sebesar 10,20±1,04%, P1 sebesar 10,24±2,37%, P2 sebesar 8,77±1,82% dan P3 sebesar 9,86±1,09%. Kesimpulan penelitian ini adalah perlakuan penambahan 7, 14 dan 21% gliserol pada pengencer Andromed menurunkan nilai motilitas dan viabilitas spermatozoa setelah proses pembekuan lambat -1°C/menit pada penyimpanan suhu -80°C. P0 menunjukkan nilai terbaik dibandingkan dengan P1, P2 dan P3, karena semakin tinggi persentase gliserol yang ditambahkan kedalam pengener Andromed semakin rendah nilai motilitas dan viabilitasnya. Berdasarkan hasil penelitian, uji kelayakan (fisibilitas) kualitas semen beku menggunakan metode pembekuan lambat -1°C pada suhu -80°C tidak dapat digunakan untuk IB. Saran, pengencer Andromed tidak perlu dilakukan penambahan gliserol dalam metode pembekuan lambat -1°C/menit pada penyimpanan suhu -80°C.