Pengaruh Suhu Perebusan Daun Sirih Merah Terhadap Daya Hambat Bakteri Staphylococcus Aureus Penyebab Mastitis Pada Sapi Perah

Main Author: Syauqi, Akhmad
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/168160/
Daftar Isi:
  • Produksi susu dalam negri belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Kebutuhan susu olahan di Indonesia sebesar 5 kg/kapita/tahun, tetapi baru terpenuhi dari dalam negri sekitar 32% sisanya (68%) harus diimpor dari luar negeri. Mastitis merupakan salah satu penyakit yang sangat merugikan pada industry sapi perah mastitis adalah radang pada kelenjar susu (mamame) pada sapi perah,hasil dari banyak penelitianmenunjukan bahwa 80% sapi laktasi di Indonesia menderita mastitis sub klinis. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari 2017 sampai dengan Februari 2017 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang dengan penanaman, pembiakan serta pengujian daya hambat bakteri. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan ekstrak daun sirih merah sebagai penghambat pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus penyebab mastitis pada sapi perah dan untuk mengetahui konsentrasi optimal ekstrak daun sirih merah terhadap daya hambat bakteri. Materi penelitian ini adalah stock biakan bakteri Staphylococcus aureus. media NA (Natrium Agar), larutan Iodips dengan konsentrasi 10%, daun sirih merah (Piper crocatum) dan aquadest. Metode penelitian adalah percobaan factorial dengan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 6 perlakuan yaitu P0 = Menggunakan larutan iodip dengan konsentrasi 10%, sebagai pembanding P1 = Menggunakan perebusan extrak daun sirih merah pada suhu 40°C, P 2 = Menggunakan perebusan extrak daun sirih merah pada suhu 60°C = P3 = Menggunakan perebusan extrak daun sirih merah pada suhu 80°C, masing–masing perlakuan terdapat 6 kali ulangan. Variabel yang diukur adalah diameter zona hambat berupa daerah bening pada permukaan medium antara rebusan daun sirih merah dengan bakteri uji dan membandingkan diameter zona hambat yang terbentuk terhadap suhu dan lama perebusan yang digunakan. Data ditabulasi menggunakan Microsoft Excel 2007 dilanjutkan dengan analisis ragam (ANOVA). Apabila diperoleh hasil yang berbeda atau signifikan maka dilanjutkan uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perebusan 30 menit, diperoleh rata-rata diameter zona hambat paling tinggi pada suhu 60°C dengan rata-rata ± st.dev = 4,81 ± 1,12 sedangkan paling rendah pada suhu 80°C dengan rata-rata ± st.dev = 2,84 ± 0,39. Lain halnya pada saat ekstrak direbus selama 60 menit, diperoleh diameter zona hambat paling tinggi pada suhu 40 °C dengan rata-rata ± st.dev = 4,99 ± 1,43. Namun sama untuk diameter zona hambat paling rendah yaitu pada suhu 80°C dengan rata-rata ± st.dev = 2,51 ± 0,38. Ratarata diameter zona hambat tiap peningkatan suhu mengalami penurunan, di mana pada suhu 40°C sebesar 4,65 dan 60°C sebesar 4,56, ekstrak daun sirih memiliki efek yang beda dengan suhu 80°C. sebesar 2,68. Suhu yang paling baik dalam menghambat pertumbuhan bakteri adalah 40°C. Kesimpulan yang diperoleh bahwa penggunaan ekstrak daun sirih dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus penyebab mastitis dimana perlakuan terbaik dengan lama perebusan 30 menit dan suhu 40 °C.