Karakteristik Fenotip dan Korelasi antara Ukuran Tubuh dan Bobot Badan Sapi Bali Betina di Balai Pembibitan Ternak Unggul Sapi Bali, Jembrana Bali
Main Author: | Indmas, Mochammad Henru Akabaruddin |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/168112/ |
Daftar Isi:
- Sapi Bali memiliki peranan penting sebagai sumber daging dalam negeri. Sapi Bali memiliki kemampuan untuk berkembang biak dengan baik pada kondisi lingkungan yang kurang baik. Seleksi bibit dapat dilakukan dengan cara penentuan karakteristiknya. Karakterisasi merupakan upaya dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat penting yang memiliki nilai ekonomis tinggi sehingga dapat melakukan pengelolahan sumberdaya genetik secara baik. Penelitian dilaksanakan di Balai Pembibitan Ternak Unggul – Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) di kecamatan Pekutatan, kabupaten Jembrana, Bali. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 Juli sampai 4 Agustus 2017. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui dan menganalisa karakteristik fenotip berdasarkan karakteristik kuantitatif dan karakteristik kualitatif pada ukuran tubuh sapi Bali betina umur 205 hari dan 365 hari. Mengetahui korelasi antara ukuran tubuh dan bobot badan pada sapi Bali betina umur 205 hari dan 365 hari. Materi penelitian adalah 259 ekor sapi Bali betina pada umur 205 hari dan 365 hari yang terdiri dari 97 ekor kelahiran 2014, 102 ekor kelahiran 2015 dan 60 ekor kelahiran 2016. Metode penelitian adalah studi kasus, pemilihan sampel secara purposive sampling. Pengukuran tubuh ternak (bobot badan, lingkar dada, panjang badan dan tinggi pundak) dilakukan untuk mengamati karakteristik kuantitatif sapi Bali betina. Pengamatan secara visual dilakukan untuk mengamati karakteristik secara kualitatif berdasarkan tanduk, warna ekor, warna badan dan warna rambut ekor. Data yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan umur 205 hari dan 365 hari dan dianalisis mengguanakan analisis ragam dari Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola searah, apabila data terdapat perbedaan nyata atau sangat nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Karakteristik kuantitatif sapi Bali betina umur 205 hari menunjukan perbedaan berdasarkan bobot badan, lingkar dada, panjang badan dan tinggi pundak dengan rata-rata tertinggi pada tahun kelahiran 2016 secara berurutan didapatkan 91,70±9,55; 103,47±8,17; 86,03±4,44; 85,70±6,11 dan rata-rata terendah 77,90±10,19; 102,16±6,55; 80,22±4,99; 88,47±4,06. Karakteristik kuantitatif sapi Bali betina umur 365 hari berdasarkan bobot badan, lingkar dada, panjang badan dan tinggi pundak diperoleh rata-rata tertinggi pada tahun kelahiran 2016 yaitu 141,30±19,62; 124,70±13,37; 99,50±6,20; 101,13±3,14 dan rata-rata terendah 115,13±5,71; 107,77±6,20; 85,60±5,65; 92,44±3,64. Korelasi ukuran tubuh dan bobot badan sapi Bali betina umur 205 hari menunjukan korelasi sedang. Hasil nilai korelasi LD dan BB; PB dan BB; TP dan BB dengan nilai r (korelasi) berurutan 0,56; 0,27; 0,20 dan R (determinasi) 31,36%; 7,57%; 4,21% dengan persamaan garis regresi Y=71,82+0,34X; Y=72,08+0,12X; Y=80,11+0,08X. Korelasi antara LD dan BB; PB dan BB; TP dan BB sapi Bali betina umur 365 hari adalah 0,81; 0,56; 0,65 dan R(determinasi) 66,59%; 43,25%; 42,76% dengan persamaan garis regresi Y=57,81+0,47X; Y=59,43+0,26X; Y=72,18+0,19X. Karakteristik kualitatif menunjukan bahwa warna tubuh sapi Bali betina umur 205 hari dengan kriteria kemerahan dan cokelat kemerahan didapatkan prosentase dengan total secara berurutan 55,38%; 44,62%. Warna ekor hitam dan putih 100%; 0%. Pertumbuhan tanduk tidak tumbuh dan tumbuh 100%; 0%. Penyimpangan fenotip tutul, panjut, tompel 0%; 0%; 0%. Sapi Bali betina umur 365 hari dengan kriteria kemerahan dan cokelat kemerahan didapatkan prosentase dengan total secara berurutan 56,25%; 43,75%. Warna ekor hitam dan putih 99,22%; 0,78%. Pertumbuhan tanduk tidak tumbuh dan tumbuh tanduk 23,44%; 76,56%. Penyimpangan fenotip tutul, panjut, tompel 0,78%; 0,78%; 0%. Dapat disimpulkan bahwa sapi Bali betina di BPTU-HPT Denpasar memiliki karakteristik kuantitatif, pada umur 205 hari tahun kelahiran 2016 lingkar dada memiliki korelasi sedang dengan bobot badan dengan nilai 0,40 - 0,59 dan pada umur 365 hari pada lingkar dada, diperoleh korelasi sangat kuat dengan nilai 0,80 – 1,00. Karakteristik kualitatif dengan dominasi kemerahan 55,38% dan tidak tumbuh tanduk 100% untuk umur 205 hari, sedangkan umur 365 hari memiliki warna bahan kemerahan 56,25% dan tumbuh tanduk 76,56% serta penyimpangan fenotip kurang dari 5%.