Efek Pemberian Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek (Bryophyllum pinnatum) terhadap Ulkus Peptikum Lambung Tikus Strain Wistar yang Diinduksi Indometasin

Main Author: Evelyn, Maria
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/168045/1/Maria%20Evelyn%20Suganda.pdf
http://repository.ub.ac.id/168045/
Daftar Isi:
  • Kandungan fitokimia daun cocor bebek (Bryophyllum pinnatum) dilaporkan mengandung bebagai zat seperti saponin, flavonoid, dan tanin yang memiliki berbagai manfaat di antaranya sebagai antiinflamasi, antioksidan, antialergi, antikarsinogenik, dan lain-lain. Inflamasi adalah mekanisme utama yang mendasari terbentuknya ulkus peptikum akibat induksi indometasin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian ekstrak etanol daun cocor bebek dalam memperbaiki ulkus peptikum pada lambung tikus strain wistar yang diinduksi indometasin. Rancangan penelitian ini menggunakan metode true experimental post test-only control group design. Penentuan sampel secara randomisasi, yaitu menggunakan 25 ekor tikus putih jenis Rattus norvegicus, yang dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok kontrol negatif tidak diberikan perlakuan apapun, kelompok kontrol positif diberikan indometasin 30 mg/kgBB, kelompok perlakuan 1, 2, dan 3, diberikan indometasin 30mg/kgBB dan ekstrak etanol daun cocor bebek 100mg/kgBB, 200mg/kgBB, dan 300mg/kgBB masing-masing secara berurutan. Parameter yang dinilai adalah skor keparahan lesi perdarahan secara makroskopis, karena perdarahan submukosa adalah manifestasi awal dari ulkus peptikum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (P<0,05) pada gambaran makroskopis lesi mukosa lambung antara kelompok kontrol positif dengan kelompok perlakuan 1 (100mg/kgBB) dan 2 (200mg/kgBB). Namun, tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan (P>0,05) antara kontrol positif dengan kelompok perlakuan 3 (300mg/kgBB). Maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun cocor bebek dapat memperbaiki gambaran makroskopis lesi mukosa lambung tikus yang diinduksi indometasin pada pemberian dosis 100mg/kgBB hingga 200mg/kgBB, namun penambahan dosis hingga 300mg/kgBB diduga dapat meningkatkan resiko rusaknya integritas mukosa lambung terlihat dari meningkatnya derajat keparahan lesi.