Pemanfaatan Tepung Temu Ireng (Curcuma aeruginosa) dalam Pakan terhadap Konsumsi, HDP dan Konversi Pakan pada Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)
Main Author: | Arrofiq, Azizah Toha |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/168041/ |
Daftar Isi:
- Burung puyuh merupakan unggas yang memiliki siklus hidup yang pendek dengan laju pertumbuhan serta perkembangannya yang sangat cepat. Burung puyuh mampu memproduksi telur 250-300 butir/ekor/tahun. Untuk mencapai hal tersebut perlu dilakukan manajemen pemeliharaan yang baik salah satunya melalui manajemen pakan. Berdasarkan Undang-undang Peternakan dan Kesehatan Hewan No. 41 tahun 2014 dan Permentan No. 14 tahun 2017, Indonesia telah melarang penggunaan Antibiotic Growth Promotor (AGP) pada pakan ternak. Oleh karena itu digunakanlah tepung temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) sebagai alternatif pengganti AGP untuk mewujudkan pakan ternak yang aman. Temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) mengandung kurkumin yang bermanfaat untuk meningkatkan aktivitas pencernaan dan minyak atsiri bermanfaat sebagai antibakteri. Pencampuran tepung temu ireng dalam pakan ternak dimungkinkan dapat mempengaruhi penampilan produksi burung puyuh sehingga efisiensi penggunaan pakan untuk mendapatkan produksi yang maksimal dapat tercapai. Penelitan ini telah dilaksanakan secara berkelompok di peternakan burung puyuh milik Bapak Wadi di Desa Landungsari Jl. Tirto Praloyo No. 41, Kecamatan Dau, Malang, Jawa Timur pada tanggal 3 Januari s/d 6 Maret 2018. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) dalam pakan terhadap konsumsi pakan, HDP dan konversi pakan pada burung puyuh (Coturnix coturnix japonica). Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai informasi tentang pemanfaatan tepung temu ireng dan sebagai referensi dalam pengembangan usaha peternakan khususnya burung puyuh. Materi penelitian adalah tepung temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.), pakan basal merupakan pakan komersil yang diproduksi oleh PT. Wonokoyo Jaya Corporido dan burung puyuh umur 7 hari dengan jumlah 192 ekor yang diperoleh dari Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur dengan koefisien keragaman egg mass sebesar 9,26%. Metode penelitian yang digunakan adalah Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan yaitu, P0 (perlakuan tanpa penambahan tepung temu ireng), P1 (Pakan basal + 1% tepung temu ireng), P2 (Pakan basal + 1,25% tepung temu ireng) dan P3 (Pakan basal + 1,5% tepung temu ireng) dengan enam ulangan dan pada setiap ulangan terdiri dari delapan ekor burung puyuh. Variabel penelitian yang diukur adalah konsumsi pakan, HDP dan konversi pakan. Pengambilan data dimulai pada saat burung puyuh berumur 49 hari. Data yang diperoleh dianalisis statistik menggunakan analisis sidik ragam dari Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan tepung temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) sebagai alternatif pengganti Antibiotic Growth Promotor (AGP) pada pakan memberikan perbedaan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan, Hen Day Production (HDP) dan konversi pakan. Rataan konsumsi pakan berturut-turut dari tertinggi hingga terendah adalah (P0) 24,33 ± 0,45 g/ekor/hari; (P2) 24,13 ± 0,30 g/ekor/hari; (P3) 24,11 ± 0,16 g/ekor/hari dan (P1) 23,87 ± 0,41 g/ekor/hari. HDP dengan rataan tertinggi terdapat pada perlakuan (P0) 26,17 ± 1,48%, selanjutnya (P3) 25,52 ± 2,00% kemudian (P1) 24,57 ± 1,77% dan terendah (P2) 24,44 ± 1,69%. Rataan konversi pakan berturut-turut dari terendah hingga tertinggi adalah (P0) 8,24 ± 0,42; (P3) 8,80 ± 0,52; (P1) 8,97 ± 0,51 dan (P2) 9,00 ± 0,26. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peningkatan konsumsi pakan dan Hen Day Production (HDP) serta penurunan konversi pakan tidak selalu dipengaruhi oleh penambahan tepung temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) pada pakan burung puyuh (Coturnix coturnix japonica). Sehingga dapat disarankan sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan penurunan level penggunaan tepung temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) dalam pakan burung puyuh (Coturnix coturnix japonica).