Pengaruh Penambahan Kultur Mikroba Azotobacter Pada ekskreta Burung Puyuh Dan Serbuk Gergaji Sebagai Media Terhadap Bobot Badan Dan Jumlah Cacing Tanah (Lumbricus rubellus)

Main Author: Panjaitan, Takayono
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/168040/
Daftar Isi:
  • Azotobacter merupakan bakteri pengikat nitrogen yang hidup bebas, sehingga tidak membentuk hubungan simbiotik dengan tanaman. Ekskreta burung puyuh dan serbuk gergaji difermentasi dengan kultur mikroba Azotobacter yang diharapkan dapat meningkatkan kandungan protein media cacing tanah (Lumbricus rubellus). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2017 sampai dengan 1 November 2017. Lokasi penelitian dilaksanakan di Jalan Bareng Raya Gang 2G no 57, Di rumah Bapak Saheri, Malang, Jawa Timur. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan kultur mikroba Azotobacter pada ekskreta burung puyuh dan serbuk gergaji sebagai media terhadap dan jumlah cacing tanah (Lumbricus rubellus), dan untuk mengetahui persentase penambahan mikroba terbaik dalam penambahan media cacing tanah. Materi penelitian adalah menggunakan total 800 gram cacing tanah (Lumbricus rubellus) berumur 3 bulan yang berjumlah 1581 ekor, ekskreta burung puyuh dan serbuk gergaji yang difermentasi dengan kultur mikroba Azotobacter sebagai media. Metode penelitian adalah metode percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan (P0 0 cc Azotobacter /100 kg ekskreta burung puyuh dan serbuk gergaji, P1 150 cc Azotobacter/100 kg ekskreta burung puyuh dan serbuk gergaji, P2 250 cc Azotobacter/100 kg ekskreta burung puyuh dan serbuk gergaji, P3 350 cc Azotobacter/100 kg ekskreta burung puyuh dan serbuk gergaji dengan berat cacing tanah sebanyak 50 gram untuk masing-masing perlakuan dan masing-masing ulangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Anova yang dilanjutkan uji jarak berganda duncan (UJDB) apabila terjadi perbedaan untuk mengetahui dosis terbaik. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap jumlah dan bobot badan cacing tanah. Rataan jumlah cacing tanah (Lumbricus rubellus) masing-masing perlakuan adalah P0: 181±7.07 ekor dari jumlah awal 86.75 ekor, P1: 230.75±8.09 ekor dari jumlah awal 103.75 ekor, P2: 270.5±8.22 ekor dari jumlah awal 103.25 ekor, P3: 314.5±10.53 ekor dari jumlah awal 101.5 ekor. Rataan penambahan jumlah akhir cacing tanah tertinggi pada perlakuan (P3) yaitu 220.5±16.44 ekor dari jumlah awal 101.5 ekor. Hasil rataan bobot badan akhir cacing tanah (Lumbricus rubellus) masing-masing perlakuan dari bobot badan awal semua perlakuan 50 g menjadi P0: 69.25±2.75 g, P1: 75.25±3.30 g, P2: 90±4.43 g, P3: 106.5±6.05 g. Penambahan bobot badan tertinggi pada perlakuan (P3) yaitu 106.5±6.05 g. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan kultur mikroba Azotobacter pada ekskreta burung puyuh dan serbuk gergaji sebagai media cacing tanah (Lumbricus rubellus) dapat meningkatkan bobot badan dan jumlah cacing tanah. Perlakuan terbaik pada P3 adalah media cacing dengan menggunakan dosis 350 ml/100 kg feses burung ekskreta dan serbuk gergaji menghasilkan jumlah dan bobot badan cacing tanah tertinggi. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan bahwa perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang kandungan nutrisi cacing tanah dengan pemeliharaan menggunakan media ekskreta burung puyuh dan serbuk gergaji yang difermentasi dengan kultur mikroba Azotobacter.