Terapi Salep Ekstrak Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca var. sapientum) pada Tikus Putih (Rattus novergicus) Model Luka Insisi yang Diinfeksi Multidtug-resistant Staphyilococcus aureus Terhadap Ekspresi VEGF dan Histopatologi Epidermis
Main Author: | Yunanza, Adeka |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/167991/ |
Daftar Isi:
- Luka insisi adalah jenis luka terbuka yang rentan terinfeksi bakteri Staphylococcus aureus. Pada saat ini, perawatan luka menggunakan antiseptik dan antibiotik yang dapat menimbulkan dampak negatif dan multidrug-resistant, sehingga diperlukan alternatif pengobatan lain dari herbal, salah satunya adalah kulit pisang raja (Musa paradisiaca var. sapientum). Kulit pisang raja mengandung flavonoid, tanin, saponin, dan alkaloid yang berperan sebagai antiinlamasi, antibakteri, dan stimulator growth factor. Penelitian bertujuan untuk mengetahui efek terapi salep ekstrak kulit pisang raja pada hewan model luka insisi yang diinfeksi MDR S. aureus terhadap ekspresi VEGF dan histopatologi epidermis. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dan bersifat eksperimental dengan 20 ekor hewan coba tikus putih (Rattus novergicus) strain wistar jantan (150-180 g) berumur 8-12 minggu yang diaklimatisasi selama 7 hari. Tikus dibagi 5 kelompok yaitu KN (kontrol negatif) yang tidak diberi perlakuan apapun, KP (kontrol positif), diinsisi (3cm) dan diinfeksi 0,02 ml MDR S. aureus 10 CFU/ml) dan kelompok tikus T1, T2, dan T3 yang dinsisi, diinfeksi S. aureus dan diterapi salep ekstrak kulit pisang raja dengan dosis berturut-turut 10%, 20%, dan 30%. Ekspresi VEGF diukur dengan metode imunohistokimia dan di analisis statistika menggunakan one-way ANOVA dengan uji lanjutan Tukey p-value=0,05. Histopatologi epidermis diamati secara kualitatif dengan pewarnaan haematoxylin-eosin (HE). Hasil analisa statistik VEGF menunjukkan bahwa kelompok perlakuan T1 yang diterapi salep ekstrak kulit pisang raja dengan konsentrasi 10% memiliki perbedaan tidak nyata dengan tikus sehat dan pada konsentrasi yang sama juga menunjukkan perbaikan histopatologi epidermis. Kesimpulan dari penelitian ini adalah salep ekstrak kulit pisang raja mampu memberikan efek penyembuhan luka insisi dengan konsentrasi efektif yakni 10%.