Analisa warna rambut Banteng Jawa (Bos javanicus) berdasarkan gen Melanocortin-1 receptor (MC1R) dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR)

Main Author: Rahman, Rifqi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/167910/
Daftar Isi:
  • Banteng Jawa (Bos javanicus) merupakan mamalia endemik Pulau Jawa yang memiliki perubahan warna rambut menjadi lebih gelap pada umur dewasa. Melanocortin-1 Receptor (MC1R) merupakan gen penentu yang meregulasi warna rambut dan kulit pada mamalia. Gen MC1R meregulasi melanogenesis untuk memproduksi pigmen melanin. Banteng Jawa jantan dewasa memiliki pigmen eumelanin lebih dominan daripada betina dan anakan sehingga memiiki warna rambut lebih gelap. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbedaan warna rambut Banteng Jawa berdasarkan sekuen gen MC1R metode PCR. Sampel yang digunakan adalah DNA yang diisolasi dari sampel darah. Amplifikasi DNA dilakukan dengan metode PCR menggunakan primer Forward (MC1R_F) 5’-ACA ATG TCA TCG ACG TGC TC-3’ dan Reverse (MC1R_R) 5’-AGC TAT GAA GAG GCC AAC GA-3’ dan dilanjutkan dengan sekuensing terhadap produk PCR. Analisa hasil sekuen DNA dilakukan dengan menggunakan software BioEdit dan NCBI BLAST. Hasil penelitian menunjukan hasil analisa gen sampel JD (Banteng Jawa Jantan Dewasa) mengalami mutasi gen delesi pada sekuen ke-537 yakni hilangnya basa nukleotida Thimyn (T) c.537delT menyebabkan perubahan delesi susunan asam amino phenylalalnine (F) p.179delF pada daerah transmembrane region gen MC1R. Terjadinya perubahan asam amino phenylalanine (F) p.179delF diprediksi dapat meningkatkan produksi eumelanin sehingga Banteng Jawa jantan dewasa dapat mensintesiskan melanin menjadi eumelanin. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan sekuen gen DNA dan asam amino antara sampel Banteng Jawa jantan dewasa rambut gelap (JD) yang memiliki eumelanin dominan daripada sampel Banteng Jawa betina dewasa (BD) dan sampel Banteng Jawa anakan jantan (JA) dan betina anakan (BA) berambut terang yang memiliki feomelanin dominan.