Persentase Dan Jumlah Absolut Eosinofil, Limfosit Dan Monosit Pada Penderita Ppok Populasi D Dengan Terapi Kombinasi Long Acting B2 Agonist Dan Kortikosteroid Inhalasi

Main Author: Wicaksono, Achmad Rizki Prasetyo Anggun
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/167752/1/Achmad%20Rizki%20Prasetyo%20Anggun%20Wicaksono.pdf
http://repository.ub.ac.id/167752/
Daftar Isi:
  • Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progresif non-reversibel. Populasi D merupakan pasien PPOK yang memiliki FEV1 < 30%. Kombinasi Long Acting B2 Agonist Dan Kortikosteroid (LABACS) merupakan terapi lini pertama menurut GOLD. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan persentase dan jumlah absolut eosinofil, monosit dan limfosit pada pasien PPOK populasi D yang menggunakan LABACS dan non LABACS. Penelitian ini menggunakan metode observational cross sectional dengan melihat rekam medis pada bulan Juni sampai November 2016 sehingga didapatkan jumlah pasien 17 orang setiap kelompoknya. Hasil penelitian menunjukkan persentase dan jumlah absolut eosinofil, limfosit dan monosit yang mendapatkan terapi LABACS lebih rendah dibandingkan yang tidak menggunakan LABACS. Sebaran eosinofil antara kelkmpok LABACS dan Non LABACS tidak ada perbedaan. Sebaran limfosit yang mendapatkan terapi LABACS ditemukan persentase yang lebih tinggi pada nilai dibawah normal. Sebaran monosit yang mendapatkan LABACS memiliki persentase sebaran yang lebih tinggi pada nilai normal dibandikan dengan kelompok yang tidak mendapatkan terapi LABACS. Hasil uji independent T-Test pada persentase dan jumlah absolut eosinofil limfosit dan monosit tidak didapatkan perbedaan yang signifikan diantara kedua kelompok (p = 0,892 dan 0,903; p = 0,775 dan 0,688; p = 0,527 dan 0,503 dengan p > 0.05). Kesimpulan penelitian ini tidak didapatkan perbedaan persentase dan Jumlah absolut eosinofil, limfosit dan monosit pada penderita PPOK yang mendapatkan terapi LABACS dan Non LABACS.