Hubungan Pemeriksaan Sensoris Dengan Kadar P75 Neurotropin Sebagai Biomarker Kerusakan Jaringan Saraf Pada Penderita Leprae Tipe Multibasiler Dan Pausibasiler
Main Author: | -, Salwa |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/167669/1/Salwa.pdf http://repository.ub.ac.id/167669/ |
Daftar Isi:
- Lepra adalah penyakit yang menyebabkan kerusakan saraf non-traumatik yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang merupakan patogen obliget intraseluler, setelah terinfeksi Mycobacterium leprae maka saraf akan terinfeksi sebelum terbentuk respon imun seluler. Masalah saraf terjadi pada semua pasien kusta.Kerusakan saraf Sensorik pada Lepra termasuk hilangnya sensasi dan persepsi terhadap suhu.Kami memeriksa pasien lepra di Rumah Sakit Kusta Kediri. Kerusakan saraf sensoris diperiksa melalui pemeriksaan sensoris yaitu menggunakan ballpoint pen test (BPT),cottonwool, pin-prick,. Dan rangsangan suhu. Kadar P75 neurotrophin receptors diukur rmenggunakan ELISA untuk mengetahui tingginya kerusakan saraf sensoris pada pasien.Korelasi antara 2 variabel dikorelasikan menggunakan Uji ETA.Dari 32 pasien kusta, kami memperoleh 20 pasien tidak memiliki kerusakan pada jaringan syaraf mereka dan 12 pasien mengalami kerusakan saraf .Analisis data dengan uji ETA menunjukkan bahwa nilai P dari Sensory Dependent adalah 0,966 menunjukkan kekuatan korelasi yang sangat kuat. Lepra adalah penyakit menular kronis yang dapat mempengaruhi saraf perifer karena Mycobacterium leprae menyerang sel Schwann yang menyebabkan syaraf rusak.Pengenalan dan deteksi dini diperlukan untuk mencegah pasien lepra mengalami kerusakan saraf yang parah.Pemeriksaan fungsi sensoris dan P75 neurotrophin receptors telah dilakukan untuk mendeteksi saraf yang rusak pada pasien lepra