Perbedaan Kadar Abu, Fe dan Air pada Bakso Sapi dengan Penambahan Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.)

Main Author: Simanjuntak, Hanna Lehonna
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/167653/
Daftar Isi:
  • Bakso adalah produk makanan yang dikenal masyarakat akan keunikan rasa gurihnya yang khas dari daging sapi. Zat gizi yang terkandung dalam bakso diantaranya terdapat kadar abu 1,75%, kadar Fe 6,75 mg, dan air 77,85% per 100g. Kadar abu berfungsi sebagai penentu kadar mineral dan jika melebihi kadar SNI sebesar 3% maka makanan tersebut berkualitas buruk. Kadar air juga dapat menjadi penentu kualitas suatu makanan, jika melebihi standar SNI yaitu 70% maka kualitas makanan akan cepat rusak. Zat besi (Fe) dapat mencegah stunting karena Fe penting untuk pertumbuhan, kekebalan tubuh, meningkatkan volume darah dan metabolisme. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur kadar abu, Fe dan air pada bakso sapi dengan penambahan kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) dan juga untuk mengetahui perbedaan penambahan kacang merah bila dibandingkan dengan bakso biasa. Pada penelitian ini menggunakan metode true experimental posttest-only control design dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan sampel sebanyak 12 terdiri atas 4 perlakuan yaitu P0 (tanpa penambahan), P1 (penambahan 30%), P2 (penambahan 40%), P3 (penambahan 50%) dan masing-masing pengulangan sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan kadar abu secara signifikan (One Way Anova, p<0,05) dan terdapat perbedaan kadar Fe dan air (Kruskal walis, p<0,05), namun tidak signifikan (Mann Whitney, p<0,05). Bakso sapi formulasi P3 memiliki kadar abu dan Fe paling tinggi namun kadar air rendah, sehingga dapat dijadikan alternatif pangan pencegah stunting.