Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Sindrom Kerapuhan Pada Lansia Di Kota Malang

Main Author: Joenadi, Yosefin
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/167583/1/Yosefin%20Joenadi.pdf
http://repository.ub.ac.id/167583/
Daftar Isi:
  • Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dalam praktik klinik sehari-hari orang berusia lanjut adalah kerapuhan. Sindrom kerapuhan merupakan interaksi dari faktor fisik, psikologis, dan sosial. Salah satu dari faktor risiko sindrom kerapuhan adalah indeks massa tubuh (IMT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko sindrom kerapuhan, yaitu indeks massa tubuh dengan sindrom kerapuhan. Penelitian dilakukan secara observasional analitik dengan desain potong lintang April-Juni 2017 di kota Malang menggunakan kuesioner untuk menilai sindrom kerapuhan serta dilakukan pengukuran IMT. Jumlah sampel sebesar 211 orang, dilakukan secara accidental sampling. Hasil uji regresi kuadratik didapatkan tidak ada hubungan antara indeks massa tubuh dengan sindrom kerapuhan (r=0.080; p=0.514). Secara grafis, hubungan indeks massa tubuh dengan sindrom kerapuhan berbentuk ā€œUā€, di mana subjek dengan IMT normal memiliki indeks kerapuhan paling kecil dibandingkan underweight dan obesitas. IMT sebesar 19 kg/m2, 20 kg m/2, dan 21 kg/m2 (normal) menghasilkan indeks kerapuhan terendah. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan sindrom kerapuhan. Namun secara grafis, terdapat gambaran kurva berbentuk ā€œUā€ antara IMT dan kerapuhan, di mana IMT normal memiliki indeks kerapuhan terkecil.