Analisis Cost-Effectiveness Penggunaan Kloramfenikol dan Sefotaksim Pada Pasien Demam Tifoid Anak di Instalasi Rawat Inap RSU Karsa Husada Batu
Main Author: | Aswin, Andini Fauzia |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/167461/1/Andini%20Fauzia%20Aswin%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/167461/ |
Daftar Isi:
- Demam tifoid merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi Salmonella typhi. Terapi yang digunakan pada pengobatan demam tifoid anak adalah kloramfenikol, sefiksim, seftriakson, tiamfenikol, dan sefotaksim. Kloramfenikol merupakan terapi standar pada pengobatan demam tifoid anak, namun memiliki kekurangan yakni dapat menimbulkan kekambuhan dan efek samping yaitu anemia aplastik. Sefotaksim dinilai dapat direkomendasikan sebagai obat alternatif pada kasus resistensi kloramfenikol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi biaya dari penggunaan kloramfenikol dan sefotaksim pada pasien demam tifoid anak di RSU Karsa Husada Batu dengan menggunakan analisis cost-effectiveness. Adapun metode yang digunakan yaitu observasional analitik dengan sudut pandang penyedia pelayanan kesehatan secara retrospektif menggunakan data rekam medis pasien. Terdapat 27 pasien yang masuk dalam penelitian ini, yaitu 22 pasien menggunakan kloramfenikol dan 5 pasien menggunakan sefotaksim. Berdasarkan lama rawat inap, nilai ACER kloramfenikol sebesar Rp 449.420,60 per hari sedangkan sefotaksim sebesar Rp 386.821,05 per hari. Berdasarkan lama hilang gejala demam, nilai ACER kloramfenikol sebesar Rp 474.171,30 per hari sedangkan sefotaksim sebesar Rp 432.329,41 per hari. Berdasarkan nilai ICER, penggunaan sefotaksim membutuhkan tambahan biaya sebesar Rp 4.049,16 untuk menghasilkan pengurangan 1 hari lama rawat inap dan menurunkan biaya sebesar Rp 9.196,02 untuk menghasilkan pengurangan 1 hari lama hilangnya gejala demam. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sefotaksim lebih cost-effective dibandingkan dengan kloramfenikol dalam pengobatan demam tifoid anak.