Pengaruh Mortar Jaket Retrofit dengan Variasi Jarak Sengkang Bambu pada Kolom Beton Bertulang yang Mengalami Keruntuhan Aksial
Main Author: | Harijanto, Griffin Septian |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/167455/1/Griffin%20Septian%20Harijanto%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/167455/ |
Daftar Isi:
- Dalam dunia konstruksi banyak dijumpai bangunan yang berubah fungsi dari perencanaan semula. Sehingga komponen dari bangunan tersebut banyak yang runtuh, salah satunya adalah kolom. Oleh sebab itu, pada penelitian ini membahas salah satu metode perkuatan kolom yaitu mortar jacketing yang merupakan pengembangan dari concrete jacketing. Metode mortar jacketing merupakan suatu metode perkuatan beton dengan cara menyelimuti beton yang runtuh dengan tambahan tulangan baja dan mortar sehingga memiliki dimensi yang lebih besar dari sebelumnya. Namun pada penelitian ini tulangan baja akan diganti menggunakan tulangan bamboo yang terbaharui sehingga menciptakan green building dan sustainable building. Pada penelitian ini terdapat 4 variasi tulangan kolom retrofit. Kolom retrofit kode A.3 menggunakan tulangan longitudinal bambu sebanyak 4 buah dengan ukuran 10 x 10 mm dan jarak antar tulangan transversal 7 cm, kolom retrofit kode A.4 menggunakan tulangan longitudinal bambu sebanyak 4 buah berukuran 10 x 10 mm dan jarak antar tulangan transversal 11 cm, kolom retrofit kode B.3 menggunakan tulangan longitudinal bambu sebanyak 8 buah dengan ukuran 10 x 5 mm dan jarak antar tulangan transversal 7 cm, dan kolom retrofit kode B.4 menggunakan tulangan longitudinal bambu sebanyak 8 buah dengan ukuran 10 x 5 mm dan jarak antar tulangan transversal 11 cm. Keempat variasi kolom retrofit tersebut memiliki rasio tulangan yang sama yaitu 1,23%. Variasi-variasi yang dibandingkan yaitu kolom retrofit dengan kode A.3 dengan A.4, kode B.3 dengan B.4 untuk mencari jarak tulangan transversal yang paling efektif. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut, kolom retrofit A.3 lebih efisien dibandingkan dengan A.4. Hal tersebut terlihat dari efektivitas hasil pengujian berdasarkan peningkatan gaya tekan yang menunjukkan bahwa kolom retrofit A.3 berhasil mengembalikan kuat tekan semula kolom asli, sedangkan kolom retrofit A.4 memiliki kuat tekan dibawah kolom asli. Namun, berdasarkan peningkatan daktilitas, kolom retrofit A.4 lebih besar 14,65% dibanding dengan kolom retrofit A.3. Meskipun memiliki peningkatan daktilitas yang lebih besar, namun perbedaannya tidak terlalu signifikan. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut, kolom retrofit B.3 lebih efisien dibandingkan dengan B.4. Hal tersebut terlihat dari efektivitas hasil pengujian berdasarkan peningkatan gaya tekan yang menunjukkan bahwa kolom retrofit B.4 lebih rendah 92,7% dari kolom retrofit B.3. Berdasarkan peningkatan daktilitas, kolom retrofit B.4 lebih rendah 59,9% dari kolom retrofit B.4.