Pengaruh Pemberian Ekstrak Tempe Terhadap Jumlah Folikel Ovarium Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Betina Strain Wistar
Main Author: | Khusmitha, Qatrunnada Naqiyyah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/167424/1/Qatrunnada%20Naqiyyah%20Khusmitha.pdf http://repository.ub.ac.id/167424/ |
Daftar Isi:
- Ovarium merupakan organ reproduksi primer perempuan. Sebesar 25% penyebab infertilitas pada perempuan adalah gangguan ovulasi yang dapat dipengaruhi oleh diet. Tempe merupakan salah satu produk kedelai yang mengandung fitoestrogen dan dapat mempengaruhi reproduksi perempuan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak tempe terhadap jumlah folikel ovarium pada tikus (Rattus norvegicus) strain wistar dengan desain eksperimental murni. Tikus usia 4 minggu berjumlah 28 ekor dibagi menjadi 4 kelompok dengan dosis per hari: Kontrol (P0); Perlakuan 1 (P1)= 7,5 mg/200grBB; Perlakuan 2 (P2)= 15 mg/200grBB; Perlakuan 3 (P3)= 30 mg/200grBB. Ekstrak tempe diberikan selama 28 hari dan pada hari ke 28 saat fase estrus dibedah, diambil ovariumnya untuk dihitung jumlah folikel primer, sekunder, de graff, dan atresia. Hasil rata-rata jumlah folikel primer: P0= 19.00±7.71; P1= 16.08±11.22; P2= 15.00±4.93; P3= 16.89±5.231. Rata-rata jumlah folikel sekunder: P0= 2.64±2.42; P1= 2.50±2.68; P2= 1.90±2.08; P3= 1.89±0.93. Rata-rata jumlah folikel de graff: P0= 0.09±0.30; P1= 0.25±0.45; P2= 0.50±0.53; P3= 0.22±0.44. Rata-rata jumlah folikel atresia: P0= 5.91±3.15; P1= 6.50±4.52; P2= 8.90±5.55; P3= 7.89±3.92. Analisa Kruskal-Wallis menunjukkan hasil yang tidak signifikan (p>0,05) pada: jumlah folikel primer: p-value= 0,489; jumlah folikel sekunder: p-value= 0,894; jumlah folikel de graff: p-value= 0,206; jumlah folikel atresia: p-value= 0,474. Uji Mann Whitney menunjukkan hasil yang signifikan pada folikel de graff kelompok kontrol dengan kelompok P2 (p- value= 0,043). Terdapat adanya tren penurunan folikel primer dan sekunder pada kelompok perlakuan lebih rendah dibandingkan kontrol dan peningkatan pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol pada folikel de graff dan atresia