Hubungan Antara Tingkat Aktivitas Fisik Dan Tingkat Stress Dengan Kejadian Premenstrual Syndrome Pada Mahasiswi Program Studi S1 Kebidanan Fkub Malang

Main Author: Mufidah, Imro’atul
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/167420/1/Imro%E2%80%99atul%20Mufidah.pdf
http://repository.ub.ac.id/167420/
Daftar Isi:
  • Menstruasi bagi perempuan merupakan peristiwa penting yang menjadi penanda bahwa sistem reproduksinya telah matang. Selama siklus menstruasi, sebagian besar perempuan akan mengalami perubahan berupa gejala atau masalah, satu diantaranya adalah premenstrual syndrome. Beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya premenstrual syndrome adalah faktor hormonal, faktor gaya hidup, faktor stress, faktor sosial dan lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat aktivitas fisik dan tingkat stress dengan kejadian premenstrual syndrome pada mahasiswi Program Studi S1 Kebidanan FKUB Malang. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengatasi atau mengurangi peningkatan gejala premenstrual syndrome yang dialami oleh perempuan agar tidak mengganggu kesehatan fisik maupun psikis serta kegiatan sehari-hari dengan melakukan aktivitas fisik yang rutin dan konsisten serta dengan mengontrol stress. Penelitian ini menggunakan desain penelitian prospektif kohort. Subyek dalam penelitian ini merupakan mahasiswi tahun pertama sebanyak 44 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling dengan metode pusposive sampling. Hasil dari penelitian ini, terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan premenstrual syndrome (p<0,05) namun memiliki hubungan yang positif (r=0,350) yang artinya aktivitas fisik yang semakin tinggi akan menyebabkan tingginya tingkat premenstrual syndrome serta terdapat hubungan antara tingkat stress dengan premenstrual syndrome (p<0,05 dan r=0,380). Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat stress yang meningkat akan menyebabkan tingkat gejala premenstrual syndrome meningkat.