Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Gangguan Jiwa Berat Di Poliklinik Jiwa Rumah Sakit dr Soepraoen
Main Author: | Ilmi, Nurul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/167363/ |
Daftar Isi:
- Data American Psychiatric Association,(2014) menyebutkan 1% populasi penduduk dunia menderita skizofrenia. 75% penderita gangguan jiwa berat (skizofrenia) mulai mengidapnya pada usia 16-25 tahun. Menurut WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta orang terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. Jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia saat ini adalah 236 juta orang. Di Indonesia secara umum dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Provinsi Jawa timur ditemukan 2 permil dari total penduduk Jawa timur mengalami gangguan jiwa berat melampai prevalensi secara nasional 1,7 permil, sementra gangguan mental emosional pada penduduk Jawa timur mencapai 6,5% melampaui prevalensi secara nasional yaitu 6% kemenkes, 2013). Jumlah penduduk Jawa timur pada tahun 2014 adalah 38.610.000 jiwa (BPS Jatim, 2014) sehingga diperkirakan terdapat 84.942 penduduk yang mengalami gangguan jiwa berat di Provinsi Jawa timur. Jenis penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan cross secsional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan minum obat di Poliklinik Jiwa Rumah dr. Soepraoen. Uji statistik yang digunakan spearman. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara faktor terapi (p-value= 0,009), dukungan keluarga (p=value0,000) dan sistem kesehatan (p=value0,016) dengan kepatuhan minum obat.