Hubungan Antara Tingkat Stres dengan Penyesuaian Diri Ibu yang Merawat Anak Autis di Unit Pelaksana Teknis Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Kota Malang
Main Author: | Arrois, Akhmad ‘Arifinar |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/167273/ |
Daftar Isi:
- Autis merupakan gangguan interaksi sosial, gangguan komunikasi dan gangguan pola perilaku dan aktivitas yang terbatas yang terjadi pada masa kanak-kanak. Prevalensi anak autis mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tingkat stres yang dirasakan ibu yang merawat anak autis lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang merawat anak normal atau dengan disabilitas lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan penyesuaian diri ibu yang merawat anak autis. Penelitian ini dilakukan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Layanan Pendidikan Anak Berkebuthan Khusus (ABK) Kota Malang. Jumlah responden sebanyak 32 ibu. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner stres dan kuisioner penyesuaian diri. Penelitian ini menggunakan pendekatan desain cross-sectional. Analisis data menggunakan uji bivariate Fisher Exact test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang merawat anak autis mengalami tingkat stres sedang yaitu 21 ibu (65.6%), terdiri dari 4 ibu mengalami stres sedang dengan melakukan penyesuaian diri yang kurang baik (12.5%), dan 17 ibu mengalami stres sedang dengan melakukan penyesuaian diri baik (53.1%). Hasil uji statistic menggunakan uji Fisher Exact didapatkan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0.038 < 0.05, mengindikasikan bahwa terdapat hubungan antara tingkat stres dengan penyesuaian diri ibu yang merawat anak autis di UPT Layanan Pendidikan ABK Kota Malang. Kesimpulannya adalah tingkat stres yang dirasakan berpengaruh terhadap penyesuaian diri ibu yang merawat anak autis. Saran dari hasil penelitian ini, yaitu perawat dapat memberikan edukasi kepada ibu yang merawat anak autis mengenai stres saat merawat serta dapat memberikan strategi koping agar tidak mengalami stres berlebih saat merawat anak autis.