Profitabilitas Pemanfaatan Limbah Ternak Menjadi Biogas (Studi Kasus: Dusun Dresel, Desa Oro-Oro Ombo, Kota Batu)

Main Author: Perdanasari, Zhuniart Ayu
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/167169/1/Zhuniart%20Ayu%20Perdanasari.pdf
http://repository.ub.ac.id/167169/
Daftar Isi:
  • Biogas adalah gas mudah terbakar yang dihasilkan dari proses fermentasi bahanbahan organik oleh bakteri anaerob. Biogas merupakan salah satu solusi energi alternatif untuk mengatasi kesulitan masyarakat akibat kenaikan harga bahan bakar minyak, energi alternatif ini aplikastif untuk kalangan masyarakat pedesaan yang memelihara hewan ternak sapi. Berkaitan dengan permasalahan tersebut maka pemanfaatan limbah kotoran ternak dioptimalkan sehingga dapat menekan biaya tanpa mengganggu produktivitas ternak. Keuntungan atau nilai tambah terkait penggunaan biogas adalah memperkecil volume limbah yang dibuang, memperoleh bahan bakar berkualitas tinggi, dan menurunkan emisi gas metan (Roorganda & Rusdiana , 2014). Pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas dapat memberi nilai tambah dengan peningkatan pendapatan (keuntungan/profit) pada petani dan peternak. Selain meningkatkan pendapatan pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas dapat meningkatkan kebersihan dan menekan pencemaran lingkungan (Carlos;dkk, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk menghitung ketersediaan dan kebutuhan energi untuk memasak setiap KK dan menhitung profit yang didapatkan untuk setiap KK peternak dan non peternak yang tergabung dalam pengelompokkan. Output yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah profitabilitas pemanfaatan limbah ternak sebagai biogas di Dusun Dresel, Desa Oro-oro Ombo. Apabila Dusun Dresel dapat memanfaatkan secara optimal limbah kotoran ternak maka masyarakat akan mendapatkan pengehematan energi. Berdasarkan hasil Cost Benefit Analysis profit yang didapatkan oleh peternak jika tidak mendapat bantuan dari Pemerintah sebesar 2% atau 1 kelompok memperoleh profit >100% untuk retribusi minimal dan sebesar 30% atau 13 kelompok memperoleh profit >100% untuk retribusi maksimal dalam kurun waktu 10 tahun. Pembangunan biodigester paling profit yaitu ukuran 8 m3. Ukuran biodigester 8 m3 dapat mengaliri anggota peternak yang tergabung dalam kelompok dan mendistribusikan ke non peternak lebih banyak. Semakin banyak non peternak yang tergabung dalam kelompok maka semakin tinggi keuntungan yang didapatkan. Hasil perhitungan profit peternak jika memperoleh subsidi dari pemerintah yaitu 45 kelompok memperoleh profit >100% untuk retribusi minimal dan retribusi maksimal dengan prosentase profit yang diperoleh 786%-2388% yang artinya peternak mendapatkan keuntungan dari pembangunan biogas. Hasil dari perhitungan tersebut yaitu 36% atau 14 kelompok retribusi minimal memiliki nilai >100% yang berarti non peternak sudah mendapatkan keuntungan dalam kurun waktu 10 tahun. Dan sebesar 33% atau 13 kelompok retribusi maksimall memiliki nilai >100% yang berarti non peternak sudah mendapatkan keuntungan dalam kurun waktu 10 tahun.