Pengaruh Temperatur Cutting Fluid (Minyak Bunga Matahari) Terhadap Bentuk Chip dan Kekasaran Permukaan pada Proses Turning Menggunakan Metode Minimum Quantity of Drop Lubrication

Main Author: Maulana, Rahmat
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/167133/
Daftar Isi:
  • Dewasa ini, metode pemakaian cutting fluid banyak dikembangkan dengan tujuan untuk mendapatkan penggunaan cutting fluid yang lebih efisian dan mengurangi limbah cutting fluid yang mencemari lingkungan. Salah satunya merupakan metode Minimum Quantity of Drop Lubrication. Cara kerja dari Mininum Quantity of Drop Lubrication sendiri adalah dengan meteteskan cutting fluid pada bidang kontak antara pahat dan benda kerja dengan memanfaarkan gaya grafitasi sehingga mengurangi kuantitas dari cutting fluid. Sedangkan cutting fluid yang digunakan terbuat dari minyak alami sehingga ramah lingkungan, contohnya adalah minyak kelapa, minyak jarak, dan minyak bunga matahari. Pada penelitian ini akan menggunakan metode Minimum Quantity of Drop Lubrication menggunakan minyak bunga matahari yang diatur temperaturnya dan dilihat penguruhnya terhadap bentuk chip dan kekasaran permukaan pada aluminium 6061 menggunakan proses turning. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode experimental, sedangkan variasi temperatur dari cutting fluid minyak bunga matahari yang digunakan adalah 26°C, 50°C, dan 80°C. Pada mesin turning, kecepatan spindel yang digunakan sebesar 330 rpm, dengan depth of cut 0,5,dan feed rate 0,232 mm/rev. Hasil proses turning dengan variasi inilah yang kemudian akan diuji menggunakan SEM (Scanning Electron Microscopy) untuk melihat permukaan pahat, penggaris untuk mengukur panjang chip, dan alat surface roughness tester untuk mengukur kekasaran permukaan pada aluminium 6061. Pengujian ini menghasilkan kekarasan rata-rata yang paling rendah yaitu sebesar 1,084 μm pada penggunaan cutting fluid minyak bunga matahari dengan temperatur 80°C, dan kekasaran rata-rata paling tinggi sebesar 1,720 μm pada penggunaan cutting fluid dengan temperatur 26°C. Kemudian hasil uji SEM menunjukkan bahwa pahat dengan pengujian cutting fluid temperatur 80°C menyebabkan pahat mengalami keausan tetapi tidak mengalami keretakan, sedangkan pada pengujian dengan cutting fluid 26°C, pahat mengalami keausan dan keretakan. Kemudian penggunaan cutting fluid dengan temperatur 80°C juga menghasilkan panjang chip 53,2 cm dengan bentuk chip cenderung kontinyu, sedangkan pada pada cutting fluid dengan temperatur 26°C dengan panjang terpendek yaitu 26 cm dengan bentuk chip cenderung kontinyu. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh bentuk chip dan kekasaran permukaan dengan variasi temperatur cutting fluid minyak biji bunga matahari dimana semakin tinggi temperatur, maka chip yang didapatkan cenderung lebih panjang, kontinyu, dan memiliki kekasaran permukaan yang lebih rendah dibanding dengan panggunkaan temperatur yang lebih rendah.