Manajemen Risiko Pemasaran Produk Cokelat Menggunakan Metode Fuzzy Failure Mode And Effect Analysis (Fuzzy FMEA) Dan Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus Di PT. Kampung Coklat Blitar, Jawa Timur)

Main Author: Wicaksono, Rio Danu
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/167044/
Daftar Isi:
  • PT. Kampung Coklat adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan cokelat. Perusahaan ini terletak di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Perusahaan ini memproduksi berbagai jenis cokelat, diantaranya cokelat barang, cokelat bubuk, permen cokelat, dan cokelat hitam (dark chocolate) dengan kadar cokelat yang beragam. Pemasaran PT. Kampung Coklat dilakukan dengan 2 cara, antara lain dengan online dan offline. Pemasaran secara offline ialah menjadikan perusahaannya sebagai wisata edukasi bagi pelajar yang didalamnya terdapat outlet penjualan aneka produk cokelat, kafe dan simulasi pembuatan cokelat. Pemasaran secara online dilakukan dengan memasarkan melalui website dan surat kabar elektronik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui urutan prioritas risiko yang timbul dan mengkaji serta memberikan usulan strategi dalam penanganan risiko pemasaran yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis (Fuzzy FMEA) dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Penelitian ini menggunakan 2 responden atau pakar yang terdiri dari karyawan PT. Kampung Coklat bagian pemasaran. Dari hasil penelitian menggunakan metode Fuzzy FMEA, risiko yang sering terjadi pada variabel produk ialah kemasan produk terlihat tidak menarik dan tidak praktis, dengan FRPN 6,17. Pada variabel harga risiko tertinggi adalah harga kurang kompetitif dengan produk sejenis dengan FRPN 5,73. Pada variabel tempat risiko yang tertinggi adalah loksi penjualan sulit dijangkau dengan FRPN 6,15. Pada variabel promosi risiko yang tertinggi adalah merk produk kurang terkenal viii dengan FRPN 6,44. Pada variabel konsumen risiko tertinggi ialah konsumen merasa kurang nyaman dengan outlet/galeri penjualan pada Kampung Coklat dengan FRPN 5,61. Pada variabel kompetitif risiko yang tertinggi ialah muncul produk cokelat sejenis dengan FRPN 5,00. Kemudian dilakukan pengukuran AHP untuk mengetahui alternatif strategi. Hasil penelitian menggunakan metode AHP menunjukan bahwa kriteria kompetitif memiliki bobot tertinggi dengan bobot 0,23, selanjutnya secara berturut-turut ialah produk, dengan bobot 0,19, promosi dengan bobot 0,17, harga dengan bobot 0,15, tempat dengan bobot 0,14, dan konsumen dengan bobot 0,12. Strategi pada variabel produk, harga, tempat, promosi, konsumen dan kompetitif secara berturut-turut ialah inovasi bentuk produk, memberi diskon, membuat tempat sejenis di kota lain, paket promo hari raya tertentu, membuat ruang tunggu yang nyaman dan luas, dan menonjolkan keunggulan wisata edukasi.