Uji Sinergisme Aktivitas Insektisida Berbahan Aktif Lufenuron dan Profenofos terhadap Penggerek Polong pada Tanaman Kedelai
Main Author: | Kodim, Abdul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/167043/1/Abdul%20Kodim.pdf http://repository.ub.ac.id/167043/ |
Daftar Isi:
- Penggerek polong Maruca testulalis Geyer (Lepidoptera: Pyralidae) adalah hama penting dan mempunyai distribusi yang sangat luas di Afrika, Asia dan Amerika latin. Tanaman inang M. testulalis antara lain: tanaman kacang kedelai, kacang panjang, kacang hijau, krotalaria dan kacang-kacang lainnya. Di Indonesia penggerek polong tersebar di Jawa dan Sumatera terutama di daerah penghasil kacang panjang dan kacang hijau (Singh, 1990 dalam Pitojo, 2006). Pengendalian hama di perkebunan banyak menggunakan bahan aktif insektisida tunggal. Penggunaan insektisida berbahan aktif tunggal yang diaplikasikan terus-menerus dapat menimbulkan permasalahan resistensi pada hama (Metcalf, 1989). Salah satu cara yang dapat diupayakan untuk menanggulangi resistensi hama terhadap insektisida adalah dengan menggunakan campuran dua jenis atau lebih bahan aktif insektisida (insektisida majemuk) yang cara kerjanya berbeda (Georghiou, 1983). Penggunaan insektisida majemuk dapat meningkatkan efisiensi aplikasi (Stone et al., 1988). Metode penelitian meliputi persiapan serangga uji, persiapan pestisida, uji pendahuluan dan uji sinergisme. Uji pendahuluan dilakukan untuk menentukan konsentrasi ambang bawah (LC5) yaitu konsentrasi yang dapat menyebabkan mortalitas sebanyak 5% serangga uji dan ambang tengah (LC50) yaitu konsentrasi yang dapat menyebabkan mortalitas sebanyak 50% serangga uji serta ambang atas (LC95) yaitu konsentrasi yang dapat menyebabkan mortalitas sebanyak 95% serangga uji. Hasil uji pendahuluan digunakan untuk menentukan konsentrasi uji sinergisme. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Jumlah serangga uji tiap perlakuan adalah 30 ekor. Cara perlakuan insektisida yang digunakan adalah metode semprot. Analisis data pada perlakuan uji sinergisme data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam pada taraf kesalahan 5%. Apabila respon dari perlakuan berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf nyata 5%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa aplikasi insektisida majemuk menyebabkan aktivitas pengendalian serangga uji yang lebih baik dibandingkan dengan insektisida berbahan aktif tunggal. Setiap penggunaan konsentrasi berbeda yang semakin meningkat berbanding lurus dengan tingkat mortalitas serangga uji, semakin tinggi konsentrasi yang diaplikasikan maka semakin tinggi tingkat mortalitas serangga uji. Insektisida majemuk tidak menyebabkan efek antagonistik dan bersifat sinergis dalam mematikan serangga M. testulalis.