Penerapan Elaboration Likelihood Model (ELM) Dalam Memproses Pesan Penyuluhan Pertanian Organik
Main Author: | Prameswari, Yessi Augustin |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/167042/1/YESSI%20AUGUSTIN%20PRAMESWARI.pdf http://repository.ub.ac.id/167042/ |
Daftar Isi:
- Dalam mewujudkan pengembangan pertanian organik di Desa Torongrejo dibutuhkan seorang penyuluh yang mengerti dan paham dalam pengetahuan pertanian organik. Proses penyelenggaraan penyuluhan pertanian dapat berjalan dengan baik dan benar apabila didukung dengan tenaga penyuluh yang profesional, materi penyuluhan yang terus-menerus mengalir, dan metode penyuluhan yang tepat. Namun kegiatan penyuluhan pertanian berhadapan dengan keterbatasanketerbatasan seperti tingkat pendidikan formal petani yang sangat bervariasi sehingga perlu adanya metode penyuluhan yang memudahkan petani menerima dan mengingat pesan penyuluhan yang diberikan. Komunikasi memegang peranan penting untuk menjalin hubungan kerjasama yang baik antara penyuluh dengan petani, serta mempunyai pengaruh yang besar dalam proses pencapaian tujuan pertanian. Untuk mengkaji permasalahan yang telah dipaparkan diatas, penelitian ini menggunakan teori Elaboration Likelihood Model (ELM) untuk menjelaskan bagaimana seseorang memproses pesan komunikasi yang dilihatnya sehingga menimbulkan sebuah sikap setelah memproses pesan tersebut. Penelitian ini menitikberatkan pada penggunaan teori Elaboration Likelihood Model untuk mengetahui perubahan sikap petani terkait pesan penyuluhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi motivasi petani terhadap pesan penyuluhan pertanian organik, mengidentifikasi daya tarik pesan pertanian organik dalam kegiatan penyuluhan, mengidentifikasi kemampuan petani dalam memproses pesan pertanian organik, mengidentifikasi sikap petani terhadap pesan penyuluhan pertanian organik, dan menganalisis pengaruh motivasi, kemampuan dan daya tarik pesan terhadap perubahan sikap petani di Desa Torongrejo. Penelitian ini menggunakan pendekatan konsep Elaboration Likelihood Model yang menjelaskan proses pesan terdiri dari rute sentral (berfikir secara kritis) dan periferal (tidak berfikir secara kritis). Kedua rute tersebut digunakan untuk menganalisis motivasi (X1), pesan (X2), dan kemampuan (X3). Penelitian ini ingin mengetahui perubahan sikap penerima pesan apakah menangkap pesan melalui rute sentral (jalur kritis), rute periferal (jalur sementara) atau menggunakan kedua rute tersebut. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan cara pengamatan melalui survey. Penentuan sampel menggunakan nonprobability sampling yaitu judgement sampling. Populasi pada penelitian ini adalah petani yang aktif bergabung dalam tujuh kelompok tani yaitu sebanyak 241 petani. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Cochran dan didapatkan sejumlah 51 responden. Pengumpulan data dengan mengajukan daftar pernyataan berupa angket dimana pernyataan dan alternatif jawabannya telah ditentukan sehingga responden tinggal memilih jawaban yang diinginkan dan responden hanya memberi tanda checklist pada jawaban yang telah dipilih dan tiap-tiap pertanyaan telah ditentukanii skor nilainya. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan Partial Least Squares (PLS). Hasil analisis data statistik deskriptif mengenai motivasi petani memiliki ratarata 2,61 artinya responden cukup untuk tertarik terhadap pertanian organik sehingga responden dikategorikan masih mempunyai motivasi yang rendah dan cenderung tidak tertarik dengan materi pertanian organik. Pada hasil analisis data statistik deskriptif mengenai daya tarik pesan memiliki rata-rata 3,05, artinya responden cukup mengetahui tentang pertanian organik sehingga kualitas argumen petani belum dikategorikan tinggi ataupun rendah. Kemudian hasil analisis data statistik deskriptif mengenai kemampuan memiliki rata-rata 2,49, artinya responden cukup dalam kemampuan memperoleh materi pertanian organik dimana kemampuan petani tidak lepas dari bantuan penyuluh dalam proses memberikan materi pertanian organik. Hal tersebut memperlihatkan bahwa petani masih belum mempunyai keinginan sendiri untuk mendapatkan materi pertanian organik selain dipenyuluhan. Sedangkan hasil analisis data statistik deskriptif mengenai perubahan sikap petani memiliki rata-rata 2,85, artinya responden cukup menerima pertanian organik namun belum bisa menerapkan kedalam usataninya. Hasil penelitian ini dengan menggunakan teori Elaboration Likelihood Model menunjukkan bahwa pesan penyuluhan diproses melalui jalur periferal (peripheral route). Hasil analisis deskriptif menghasilkan rata-rata responden masih mempunyai motivasi yang rendah dan kemampuan memproses pesan petani masih tergolong rendah. Sesuai dengan keadaan lapang, dimana dari pertanian organik sendiri belum berpengaruh besar terhadap sikap petani meskipun petani mengetahui bahan organik yang mudah didapatkan. Petani masih mempertimbangkan bahkan takut menerapkan pertanian organik yang masih tergolong baru. Pernyataan tersebut sesuai dengan teori ELM bahwa perubahan yang dipengaruhi melalui peripheral route cenderung kurang tahan lama dan lebih mudah terkena pengaruh yang berlawanan, dan kurang dapat memprediksi perilaku jangka panjang (Petty dan Cacioppo, 1986). Sesuai dengan hasil penelitian, untuk memperkuat motivasi dan kemampuan petani bisa dilakukan oleh peran seorang penyuluh, dimana penyuluh harus mempunyai strategi komunikasi yang mudah menarik atau mampu menimbulkan kesukaan secara emosional terhadap pesan penyuluhan pertanian organik. Penyuluh juga harus melakukan metode penyuluhan seperti diskusi sehingga komunikasi dua arah terjadi dan akan membangkitkan sisi emosional petani tentang materi pertanian organik. Peran pemerintah daerah juga perlu dilakukan dengan memfasilitasi menyediakan pangsa pasar khusus organik guna mempermudah petani memasarkan hasil pertanian organik dan mempermudah pembeli mendapatkan sayur organik yang masih belum terjual bebas.