Fenomena Herbivore Men, Carnivore Girl, Dan Muen Shakai Pada Generasi Z Di Jepang Dalam Film Evergreen Love Karya Sutradara Koichiro Miki
Main Author: | Bagardini, Kartika Cindy |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/166870/ |
Daftar Isi:
- Film Evergreen Love karya sutradara Koichiro Miki merupakan sebuah film yang diadaptasi dari novel best seller Shokubutsu Zukan (植物図鑑) karya Hiro Arikawa. Menceritakan tentang kehidupan pemuda-pemudi di Jepang yang bertemu secara kebetulan dan melahirkan kisah cinta, memutuskan tinggal bersama dan berujung dengan pernikahan. Dalam film Evergreen Love terdapat fenomena-fenomena sosial yang sedang berkembang pesat di kalangan muda di Jepang yaitu, fenomena herbivore men, carnivore girl, dan muen shakai yang direpresentasikan pada tokoh-tokoh. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui fenomena herbivore men, carnivore girl, dan muen shakai di Jepang beserta karakteristiknya yang tercermin dalam film Evergreen Love. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra yang menyatakan bahwa sastra sebagai cerminan sosial masyarakat, serta menggunakan teori mise en scene dan sinematografi. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif analisis dan penelitian kualitatif, sebagai kelengkapan menganalisis fakta yang terkandung dalam film Evergreen Love. Pada hasil penelitian ini sebagai generasi Z ditemukan 4 karakteristik serta 3 fenomena sosial yang berkembang dalam film Evergreen Love. Karakteristik sebagai generasi Z yang ditampilkan pada kedua tokoh utama yaitu merupakan kelahiran antara tahun 1985-1992 yang terbiasa hidup dengan kemudahan dan kepraktisan yang dibantu dengan kecanggihan teknologi masa kini, serta mengalami krisis identitas. Selanjutnya, generasi Z dalam film ini mengalami fenomena sosial baru di Jepang, diantaranya yaitu muen shakai, herbivore men, dan carnivore girl. Kedua tokoh utama merupakan representasi dari muen shakai atau manusia di Jepang yang hidup sendiri karena tingkat individualitas yang tinggi pada masyarakat perkotaan. Hal ini juga disebabkan oleh terputusnya hubungan relasi dengan keluarga sehingga banyak individu yang kesepian dan kemudian membangun hubungan relasi dengan orang-orang baru dan dianggap seperti keluarga sendiri. Fenomena yang kedua yaitu herbivore men direpresentasikan oleh tokoh Itsuki. Sebagai tokoh pria yang berperan sebagai herbivore men ditunjukkan dengan sosok pria muda di Jepang yang feminin (mengerjakan pekerjaan domestik), sifat baik hati dan penuh perhatian, dan mengikuti perkembangan fashion style (memiliki warna rambut cokelat). Selain itu karakteristik utama x sebagai herbivore men yaitu kurang berambisi dalam bidang karir dan sikap yang lebih pasif dalam hal hubungan atau percintaan. Dan yang terakhir, fenomena ketiga yaitu carnivore girl yang direpresentasikan oleh tokoh wanita Sayaka sebagai wanita modern di Jepang. Karakteristik Carnivore girl merupakan wanita yang memiliki ambisi dalam bidang karir dan mengadopsi maskulinitas akibat dari adanya feminisme di Jepang, sehingga banyak wanita yang bekerja dalam sektor publik dan tidak lagi mengerjakan pekerjaan domestik. Karakteristik utama carnivore girl yaitu sikap agresif dalam hal hubungan percintaan dan seks.