Studi Antropologi Kognitif Terhadap Kepatuhan Santri Dimas Kanjeng Di Padepokan Taat Pribadi Di Desa Wangkal Kecamatan Gading Kabupaten Probolinggo
Main Author: | Rodiyah, Nurul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/166795/1/NURUL%20RODIYAH.pdf http://repository.ub.ac.id/166795/ |
Daftar Isi:
- Pemimpin padepokan menjadi tokoh yang beratributkan tuntunan moral masyarakat yang berkarisma. Karisma yang dimiliki dapat menimbulkan asumsi dalam masyarakat bahwa pemimpin padepokan mampu menanamkan akhlakul karimah dan mensejahterakan umat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penyebab santri Dimas Kanjeng (DK) patuh akan DK dan berbagai bentuk kepatuhan santri DK di Padepokan Taat Pribadi berdasarkan perspektif antropologi kognitif. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi dan dideskripsikan secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ajaran DK merupakan sistem kognisi sebagai struktur kelembagaan dalam otak santri DK yang dapat membentuk kepatuhan santri terhadap DK. Ajaran DK meskipun bersifat imajiner (ideasional), namun ajaran tersebut menjadi pedoman hidup para santri untuk memutuskan dan menyikapi hal apa saja yang harus dilakukan demi kehidupannya dan hal mana saja yang perlu ditinggalkan. Ajaran DK tentang makrifat dan paternalistik yang disampaikan secara berulang kali dalam komunitas Padepokan DK dapat membentuk culture kepatuhan santri. Meme altruisme resiprokal yang selalu diajarkan oleh DK juga mempengaruhi pola pikir santri untuk selalu patuh dan tunduk terhadap DK. Proses kognitif dijadikan santri sebagai alat untuk menganalisis kepribadiannya. Pemikiran dan proses pendewasaan santri DK dapat berkembang dalam konteks sosial Padepokan Taat Pribadi. Santri mengembangkan sistem evaluasi diri sesuai yang diajarkan oleh DK dan peraturan Padepokan Taat Pribadi. Interaksi sosial yang berlangsung di Padepokan DK, dapat mengeksplorasi potensi santri dalam mengembangkan proses pemahaman dan penalaran sadarnya untuk menuntun segala tingkah laku santri DK. Struktur kognitif para santri DK saling berinterelasi. Informasi baru yang bersifat kompleks dan banyak beredar dalam kehidupan santri, diintegrasikan oleh santri sesuai dengan skema ajaran yang telah disampaikan oleh DK. Santri DK saling mengisi satu sama lain dalam kondisi apapun, baik yang sifatnya asimilasi maupun akomodasi. Hal tersebut mendorong berkembangnya konsep konstruktivisme, yang berarti bahwa santri tidak serta merta menerima wawasan dari DK secara pasif ‘otak kosong’. Sistem budaya yang telah dibentuk DK mengingatkan santri untuk berpikir apa yang seharusnya dilaksanakan. Perkembangan kognitif melahirkan proses sosio instruksional, yang mendorong santri DK untuk saling terbuka dan tukar-menukar pengalamannya dalam menyelesaikan permasalahan yang hadir di Padepokan Dimas Kanjeng. Santri DK berusaha memahami dan mengkonstruk makna personal dari berbagai fenomena dalam kehidupan santri berdasarkan keyakinan diri para santri yang telah terbawa struktur pola pikir DK. Santri mengembangkan keterampilan kognisinya berbasis pedoman motivasional –buku istighosah– terhadap perilaku yang diadaptasi sesuai dengan konteks Padepokan DK. Kepatuhan menjadi skema dan peraturan kelompok yang selalu dikukuhkan di Padepokan Dimas Kanjeng. Kepatuhan santri DK tidak hanya berhenti pada tindakan santri yang mencerminkan ketaatannya dalam melaksanakan ajaran DK. Santri selalu simpati, empati dan mengimajinasikan sosok DK dalam segala aspek kehidupannya sebagai suri tauladan