Eksistensi Perempuan Di Masa Perang Dunia Ii Yang Tergambar Pada Tokoh Urano Suzu Dalam Anime Kono Sekai No Katasumi Ni Karya Sutradara Sunao Katabuchi

Main Author: Anggraini, Atiyah Fina
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/166773/1/ATIYAH%20FINA%20ANGGRAINI.pdf
http://repository.ub.ac.id/166773/
Daftar Isi:
  • Adanya budaya patriarki yang mengonstruksi masyarakat menyebabkan kedudukan perempuan dianggap rendah. Dalam sistem keluarga tradisional Jepang (Ie), perempuan sebagai istri memiliki posisi subordinat dan segala aktivitasnya di luar Ie dibatasi. Selama Perang Dunia II, kedudukan perempuan mulai mengalami perubahan. Perempuan tidak hanya berperan dalam lingkup domestik, tapi juga dalam lingkup sosial masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti apa saja faktor penyebab, bagaimana bentuk eksistensi dan strategi transendensi diri tokoh Urano Suzu sebagai perempuan pada masa Perang Dunia II di Jepang Penelitian ini menggunakan teori feminisme eksistensialis Simone De Beauvoir yang mencakup the self dan the other, mitos perempuan, eksistensi perempuan (Ada-bagi-dirinya dan Ada-untuk-yang lain), serta imanensi menuju transendensi. Penulis juga menggunakan teori anime Robin E. Brenner dan teori animasi Mike S. Fowler untuk mendukung penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan adanya faktor penyebab eksistensi berupa kesadaran untuk bereksistensi dan imanensi yang membatasi perempuan, yaitu sistem Ie, mitos kecantikan, keterampilan domestik serta konsep Ryousaikenbo (istri yang baik, ibu yang bijak) dan Kodakara Butai (batalion rahim subur) bagi perempuan Jepang. Oleh karena itu, tokoh Suzu menunjukkan bentuk eksistensi melalui strategi transendensi diri, yaitu menolak ke-liyannannya dan mengaktualisasikan eksistensinya dengan berkontribusi dalam Kaminaganoki Rinpohan (Asosiasi Rukun Tetangga Desa Kaminaganoki) dan Dai Nippon Fujinkai (Asosiasi Wanita seluruh Jepang), serta memberikan bantuan berupa material maupun non-material kepada korban Perang Dunia II di Jepang.