Women Subordination In Nadia Hashimi’s The Pearl That Broke Its Shell
Main Author: | Suraya, Amiliya Wahyu |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/166763/1/AMILIYA%20WAHYU%20SURAYA.pdf http://repository.ub.ac.id/166763/ |
Daftar Isi:
- Subordinasi wanita adalah suatu situasi dimana perempuan diletakkan dalam kedudukan yang rendah pada tatanan masyarakat. Hal ini muncul karena masih kuatnya sistem patriarki pada suatu negara. Sistem patriarki sendiri adalah sistem dimana laki-laki diizinkan untuk mendominasi wanita, mulai dari bidang pendidikan hingga pekerjaan. Hal ini menjadikan wanita selalu dibatasi dan dikontrol oleh laki-laki dalam melakukan aktivitas. Penulis melakukan studi tentang fenomena subordinasi wanita yang digambarkan pada novel berjudul The Pearl That Broke Its Shell oleh Nasia Hashimi. Novel ini bercerita tentang subordinasi wanita Afghanistan yang terjadi di lingkungannya. Disamping itu ada sebuah tradisi yang dilakukan oleh wanita untuk mendapatkan kesempatan yang sama dengan laki-laki yang disebut Bacha Posh. Namun, tradisi ini tidak memperbaiki posisi wanita di masyarakat, karena mereka harus menyamar menjadi laki-laki untuk mendapatkan keuntungan yang sama seperti laki-laki. Penulis menggunakan pendekatan kualitatif untuk menganalisa data, karena data adalah bentuk teks dan hasilnya dalam bentuk kata-kata. Studi ini menggunakan pendekatan feminism. Yang bercerita tetang bagaimana sekelompok wanita berjuang atas asumsi yang menyatakan bahwa mereka adalah kelompok paling rendah dimasyarakat, serta gerakan sosial yang bertujuan untuk meyamakan kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa karakter pada novel ini, Shekiba, Rahima, Parwin, Shahla, Raisa, mengalami subordinasi dari lingkungan. Rahima, Parwin dan Shahla dipaksa untuk menikah dengan laki-laki yang bukan pilihan mereka, dan Shekiba tidak diizinkn untuk mendapatkan warisan ayahnya karena dia hanya seorang anak perempuan. Disamping itu, Rahima dan Shekiba harus menyamar menjadi laki-laki agar mereka diterima dimasyarakat melalui sebuah tradisi yang disebut Bacha Posh. Untuk peneliti selanjutnya, penulis menyarankan untuk melakukan studi terhadap karakter utama di novel The Pearl That Broke Its Shell menggunakan pendekatan sosio-psikoanalisis