Agar Sumber Air Kami Tetap Ngumbul: Upaya Pelestarian Di Kawasan Telaga Buret Desa Sawo Kecamatan Campurdarat Kabupaten Tulungagung

Main Author: Pratiwi, Amalia
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/166728/1/Amalia%20Pratiwi.pdf
http://repository.ub.ac.id/166728/
Daftar Isi:
  • Kawasan lindung KPS Telaga Buret menyimpan sumber air dimana aliran airnya dimanfaatkan oleh masyarakat di empat desa sekitar. Menurut informasi, pada tahun 1990-an pernah terjadi kerusakan di kawasan lindung tersebut. Sekelompok pemuda desa setempat yang prihatin melihat keadaan lingkungan di desa mereka kemudian berinisiatif menjaga dan memulihkan kembali kondisi sumber air dan penyanggahnya yang berupa hutan. Pada tahun 1990-an para pemuda tersebut sepakat membentuk kelompok bernama HAMPAR yang kegiatannya banyak berfokus pada pelestarian lingkungan kawasan lindung yang lebih dikenal dengan Kawasan Telaga Buret. Lokasi penelitian ini berada di Desa Sawo, Kecamtan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung. Metode penelitian yang digunakan adalah model penelitian kualitatif. Penelitian ini berusaha menjawab rumusan permasalahan yakni (1) Bagaiman peran kelompok gerakan lingkungan HAMPAR dalam usahanya memulihkan dan pelestarian kawasan hutan di kawasan Telaga Buret dan (2) Bagaimana respon masyarakat terhadap pengelolaan Kawasan Telaga Buret yang dilakukan oleh kelompok HAMPAR. Hasil dari penelitian menunjukkan kelompok HAMPAR banyak melakukan upaya penghijauan dan penjagaan serta serta sosialisasi tentang menjaga lingkungan hingga sekarang. Seiring berjalannya waktu, Kawasan Telaga Buret dikembangkan menjadi objek wisata dengan anggota HAMPAR menjadi pengelola dan membentuk POKDARWIS. Tidak sebatas KPS, kelompok HAMPAR juga betugas mengawasi dan mengurus aktivitas penegalan di areal lahan milik Perhutani dengan membentuk LMDH. Masyarakat merespon beragam mengenai adanya aktivitas kelompok HAMPAR di kawasan Telaga Buret. Sebagian masyarakat memandang menjadi penguasaan kawasan oleh sekelompok orang tertentu dan terjadi penolakan dari kelompok masyarakat serta terlihat kurang terlibatnya masyarakat desa. Akan tetapi disisi lain upaya pelestarian ini tidak terlepas dari kendala dan permasalahan, salah satunya dari aktivitas yang dilakukan oleh penegal.