An Analysis Of Speech Style Used By The Judges On Asia’s Got Talent Show Season 2017

Main Author: Anggraini, Therezzia Inggrid Novia
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/166727/1/Therezzia%20Inggrid%20Novia%20Anggraini.pdf
http://repository.ub.ac.id/166727/
Daftar Isi:
  • Studi ini berhubungan dengan jenis gaya bicara dan faktor yang memicu penggunaan jenis gaya bicara oleh para juri pada Asia’s Got Talent Show Season 2017. Studi ini mencoba untuk menemukan jenis gaya bicara dan faktor yang memicu penggunaan jenis gaya bicara yang terjadi selama percakapan para juri pada Asia’s Got Talent Show Season 2017. Oleh karena itu rumusan masalah pada penelitian ini yaitu (1) Apa saja jenis gaya bicara yang digunakan oleh para juri pada Asia’s Got Talent Show Season 2017?; (2) Apa saja faktor yang memicu penggunaan gaya bicara? Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskripsi kualitatitf. Data diambil dari Grand Final Asia’s Got Talent Show Season 2017 pada Desember 2017 dimana peneliti hanya fokus kepada para juri. Sebelum mengumpulkan data, peneliti mengunduh video Grand Final Asia’s Got Talent Show Season 2017 dari Youtube. Dalam menganalisis jenis gaya bicara dan faktor yang memicu penggunaan gaya bicara, peneliti menggunakan teori Joos (1976) untuk mengklasifikasikan jenis gaya bicara yang digunakan oleh para juri. Peneliti juga menggunakan teori Holmes (2001) untuk menemukan faktor yang memicu penggunaan gaya bicara oleh para juri. Peneliti menemukan jenis gaya bicara yang digunakan oleh para juri adalah gaya konsultatif, gaya kasual, dan gaya formal. Secara keseluruhan, 40 ungkapan hanya diklasifikasikan menjadi tiga jenis gaya bicara. Yang paling sering digunakan adalah gaya konsultatif dengan total 25 ungkapan. Alasan utama dalam penggunaan gaya konsultatif karena para juri memberikan penilaian untuk penampilan para peserta. Hal ini diikuti oleh 10 ungkapan berisi gaya kasual dan 5 ungkapan berisi gaya formal. Peneliti juga menemukan tiga faktor yang memicu penggunaan gaya bicara. Yaitu usia partisipan, latar belakang partisipan, dan titik temu pembicaraan. Peneliti menyarankan untuk peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian mengenai gaya bicara untuk menggunakan konteks lain, dapat menggunakan konteks bahasa Indonesia. Peneliti berikutnya dapat memilih sesi audisi apa bila mereka menggunakan acara pencarian bakat untuk penelitian mereka. Dalam data ini difokuskan pada jenis gaya bicara dan faktor yang memicu penggunaan gaya bicara.