Daftar Isi:
  • Diabetes Mellitus tipe 1 menjadi masalah kesehatan di banyak negara, dengan keseluruhan peningkatan per tahun diperkirakan sebesar 3%. DM tipe 1 merupakan konsekuensi dari proses destruksi autoimun sel β. Ditemukan hubungan antara defisiensi vitamin D dengan DM tipe 1. Proses destruksi terjadi akibat ketidakseimbangan sitokin pro inflamasi dan anti inflamasi. Salah satu sitokin pro inflamasi adalah IL-2. Pemeriksaan C-peptida untuk melihat fungsi dari sel beta akibat destruksi sel beta pankreas. Pemberian suplementasi vitamin D3 masih menimbulkan kontroversi dan memberikan hasil yang bervariasi. Penelitian randomized clinical trial ini dilakukan untuk mengetahui kadar 25(OH)D3, IL-2, dan C-peptida pada penderita DM tipe 1 yang mendapatkan suplementasi vitamin D3. Subyek penelitian adalah 26 anak dengan DM tipe 1, yang terbagi menjadi kelompok K1 (mendapatkan suplementasi vitamin D3) dan kelompok K2 (mendapatkan plasebo). Hasil penelitian menunjukkan kadar 25(OH)D3 yang lebih tinggi pada kelompok K1 dan secara statistik didapatkan perbedaan yang bermakna (p=0,000). Didapatkan kadar IL-2 yang lebih tinggi dan C-peptida yang lebih rendah pada kelompok K1 dan secara statistik tidak didapatkan perbedaan kadar yang bermakna (p=0,762 dan p=0,264). Hubungan yang tidak signifikan dan korelasi yang negatif didapatkan antara kadar 25(OH)D3 dan IL-2 (p=0.707; r= - 0.115), kadar 25(OH)D3 dan C-peptida (p=0,593; r= -0.164), serta kadar IL-2 dan C-peptida (p=0.132; r= -0.441) pada anak DM tipe 1 yang mendapatkan suplementasi vitamin D3. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian suplementasi vitamin D3 pada anak dengan DM tipe 1 dapat meningkatkan kadar 25(OH)D3 secara signifikan. Peningkatan kadar 25(OH)D3 tidak secara signifikan menurunkan kadar IL-2 dan meningkatkan kadar C-peptida. Namun, didapatkan tingkat absolut penurunan C-peptida terjadi lebih lambat pada kelompok yang mendapatkan suplementasi dibandingkan yang mendapatkan plasebo.