Etika Sosial Keluarga Dalam Naskah Drama “Gerr” Karya Putu Wijaya (Kajian Teori: Dekonstruksi Derrida)

Main Author: Fanani, M. Zainal
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/166492/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini mengkaji tentang bentuk penolakan dan penentangan sikap oleh pihak keluarga atas kembali hidupnya tokoh Bima sebagai tokoh utama dalam naskah drama Gerr karya Putu Wijaya. Kajian teori yang digunakan dalam menganalisis fokus penelitian yaitu Dekonstruksi Derrida. Tokoh utama yang diceritakan mati di awal cerita dengan meninggalkan jasa-jasa moral yang begitu baik dan terpuji di mata masyarakat serta keluarganya, namun saat tiba-tiba ia terbangun kembali (hidup) ke dunia, pihak keluargapun serentak menolak dan mengharapkan ia untuk kembali pada posisi semula (mati). Konstruksi makna kehidupan >< kematianpun dalam wadah etika sosial keluarga menjadi inti fokus penelitian. Tujuan penelitian ini untuk (1) Mendeskripsikan struktur nilai-nilai etika sosial keluarga yang terdapat dalam naskah “Gerr” karya Putu Wijaya. (2) Mendeskripsikan pembalikkan struktur nilai-nilai etika sosial keluarga yang terdapat dalam naskah “Gerr” karya Putu Wijaya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dan sumber data diperoleh dari kutipan dialog tokoh, deskripsi dan kramagung yang terdapat pada naskah drama Gerr karya Putu Wijaya. Metode penelitian dilakukan dengan cara (1) melakukan studi pustaka, (2) membaca keseluruhan cerita pada naskah Gerr, (3) menandai data untuk diklasifikasi ke dalam bentuk kalimat (narasi, deskripsi, atau percakapan). (4) mengklasifikasi data dan kodifikasi data pada tiap bagian ke dalam bentuk serta struktur nilai pada etika sosial keluarga. Hasil penelitian menunjukan (1) bahwa penentangan atau penolakan secara etika yang dilakukan oleh pihak keluarga memiliki tujuan yang baik demi mempertahankan keberlangsungan hidup semua anggota keluarganya, (2) bahwa penerapan teori dekonstruksi dalam naskah ini memberikan makna baru pada konstruksi kematian >< kehidupan. Kematian bukan lagi menjadi sebuah ironi yang berkepanjangan, namun kematian itu menjadi harus ketika ia menjadi jalan keluar bagi manusia-manusia lainnya untuk dapat melanjutkan hidup. Kematian merupakan sebuah pengorbanan dan harga yang harus dibayar demi menyelamatkan banyak manusia.