Presupposition Triggers found in U.S President Donald Trump’s Tweets related to Barack Obama
Main Author: | Anjarini, Ceissi Rianggita |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/166400/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemicu praanggapan dari kicauan Presiden Donald Trump terkait dengan Barack Obama sepanjang tahun pertama masa pemerintahan kepresidenannya. Dengan memilih satu tweet signifikan per bulan yang memiliki keterkaitan paling banyak, praanggapan memicu penerapan pada penelitian ini. Metode kualitatif deskriptif digunakan sebagai desain penelitian. Yule (1996) teori pemicu praanggapan digunakan untuk menganalisis data. Menemukan pemicu praanggapan ditujukan untuk mengidentifikasi item linguistik dan jenis kata atau frasa yang memicu praanggapan di seluruh kicauan. Sedangkan praanggapan ditujukan untuk menemukan asumsi dan interpretasi kicauan. Penelitian ini mengungkap empat puluh satu praanggapan dan empat jenis pemicu presuposisi dalam tweet; eksistensial, faktif, struktural, dan kontra-faktual. Presuposisi eksistensial dan faktual adalah jenis yang paling sering digunakan dalam tweets karena fakta itu terdiri dari konstruksi sederhana termasuk kata kerja nyata, frase nomina, dan juga konstruksi posesif. Kedua jenis adalah alat paling mudah bagi Presiden Donald Trump untuk memberikan informasi yang mudah dikonsumsi oleh para pembaca. Selain mencari praanggapan potensial dari kicauan, peneliti juga menemukan bahwa tidak semua kicauan yang memiliki kata "Obama" hanya diarahkan ke Barack Obama, tetapi juga diarahkan pada subjek lain seperti Chelsea Manning, Chuck Todd, Kim Jong Un dan Kate Steinle. Presiden Trump juga memiliki kecenderungan untuk menggunakan penjelasan tambahan dengan menerapkan beberapa kata sifat pada kalimatnya untuk membuat pembaca berbagi nilai atau anggapan yang sama saat dia mengutarakan suatu hal. Peneliti menyarankan bahwa pembaca dapat mengimplementasikan penggunaan pemicu presuposisi karena penting bagi mereka untuk memahami informasi tertentu dari konteks dalam segala jenis wacana. Untuk peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian serupa, peneliti menyarankan untuk menggunakan teori tambahan di samping pemicu praanggapan untuk mendukung informasi dari wacana tertentu