Bioassessment Sungai Dan Persepsi Masyarakat Pada Indikator Biologis (Makroinvertebrata) Serta Upaya Pelestarian Sungai Brantas Di Desa Sumberbrantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu
Daftar Isi:
- Sungai ialah perairan terbuka yang mudah mendapat pengaruh dan masukan dari daerah sekitarnya baik secara alamiah maupun akibat dari aktifitas manusia. Terdapat dua faktor penting yang mempengaruhi sungai dibandingkan ekosistem lainnya yaitu aliran air yang mengalir serta masukan bahan organik dari daerah pengalirannya. Berdasarkan data dari Brantas Project Authority Report (1989) dalam Sudaryanti dan Marsoedi (1995), air Sungai Brantas banyak yang sudah tercemar di beberapa tempat akibat kegiatan manusia. Bahkan pencemaran berasal dari limbah domestik, limbah pertanian dan limbah industri. Perbedaan tata guna lahan di wilayah Desa Sumberbrantas, mengakibatkan masukan limbah yang berbeda ke area sungai yang mempengaruhi kondisi kualitas air sungai brantas, khususnya Sungai Brantas hulu wilayah Desa Sumberbrantas. Perubahan kualitas air akan mempengaruhi kondisi dan komposisi dari makroinvertebrata yang merupakan organisme penghuni daerah perairan sungai, sehingga makroinvertebrata dapat digunakan sebagai indikator perairan sungai. Mengingat pentingnya fungsi sungai dan kondisi Sungai Brantas yang semakin tahun semakin memprihatinkan maka perlu dilakukan upaya pelestarian terhadap ekosistem sungai. Salah satu aspek penting dari pelestarian adalah partisipasi aktif dan kesadaran dari masyarakat khususnya masyarakat di wilayah DAS Brantas hulu khususnya di Desa Sumberbrantas. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode campuran yaitu gabungan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif. Penelitian metode campuran adalah pendekatan penelitian yang mengkombinasikan antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Hasil pengukuran parameter kualitas air yaitu kecepatan arus berkisar antara 29,75-78,12 m/detik, suhu berkisar antara 21,6-23,6 0C, pH sebesar 7 di semua statiun pengambilan sampel, DO berkisar antara 7,46-7,74 mg/l, TOM di semua stasiun adalah <3,0 mg/l, amonia berkisar antara 0,007-0,47 mg/l dan kesadahan berkisar antara 57-136 mg/l. 2. Hasil identifikasi yang telah dilakukan, diperoleh jumlah taksa sebanyak 20 yang terdiri dari 8 ordo yaitu Diptera, Ephemeroptera, Tricladida, Decapoda, Thricoptera, Plecoptera, Coleoptera dan Prosorbranciata dan 7 kelas yaitu Insecta, Crustacea, Gastropoda, Turbellaria, Oligochaeta, polycaeta dan Hirudinea. Hasil analisis kesehatan sungai menggunakan indeks BMWP dan ASPT, diperoleh hasil skor ASPT pada stasiun 1 sebesar 4,73 yang mengindikasikan perairan terganggu. Hasil skor ASPT stasiun 2 sebesar 2,75, stasiun 3 sebesar 2,625, stasiun 4 sebesar 2,5 dan stasiun 5 sebesar 2,6 yang mengindikasikan stasiun 2 sampai stasiun 5 adalah perairan buruk. Analisis persepsi masyarakat Desa Sumber brantas tentang indikator biologis serta upaya pelestarian sungai diperoleh hasil bahwa masyarakat memahami xii akan pentingnya pelestarian sungai tetapi kesadaran dan partisipasi masyarakat Desa Sumber brantas masih sangat kurang dalam upaya melestarikan sungai. disamping itu masyarakat Desa Sumber brantas belum mengetahui adanya organisme biologis yaitu makroinvertebrata yang dapat digunakan untuk mengetahui kesehatan sungai. Dari hasil tersebut maka dirokemendasikan perlu adanya langkah langkah yang tepat untuk menumbuhkan kesadaran dan partisipasi dari masyarakat. Langkah-langkah tersebut antara lain, membuat bank sampah, membuat tempat pengelolaan limbah mandi cuci kakus, membentuk kelompok-kelompok penghijauan dan membuat biogas dengan memanfaatkan limbah peternakan sapi. Membuat penilaian kondisi DAS yang lebih sederhana agar masyarakat dengan mudah dapat melakukan pengamatan terhadap kondisi DAS, yaitu dengan melihat kondisi substrat dasar sungai, kerapatan vegetasi sempadan sungai dan warna air sungai.