Lexical Cohesion Used In Joko Widodo’s English Version Speech Text On Pancasila Day

Main Author: Qibtiyah, Mariyatul
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/166122/
Daftar Isi:
  • Orang-orang menyampaikan pendapat mereka melalui peristiwa komunikatif (Discourse) baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Untuk mengetahui maksud mereka, kita harus melihat hubungan antar kalimat atau ujarannya (Kohesi). Ada dua permasalahan yang akan dijawab dalam studi ini, yaitu (1) apa saja jenis-jenis kohesi leksikal yang digunakan dalam pidato versi Bahasa Inggris Jokowi pada Hari Pancasila 1 Juni 2017?; (2) jenis kohesi leksikal apa yang paling banyak ditemukan dalam teks pidato versi Bahasa Inggris Jokowi pada 1 Juni 2017 dan alasan yang memungkinkan dari penggunaan jenis tersebut? Untuk menjawab permasalahan penelitian, penulis menggunakan gabungan teori kohesi leksikal oleh Halliday dan Hasan (1976) dan Renkema (2004). Studi ini termasuk studi kualitatif karena fokus menganalisa dan menginterpretasi materi tercatat, yaitu teks pidato. Data studi ini adalah kohesi leksikal yang ditemukan dalam teks pidato versi Bahasa Inggris Joko Widodo yang didapat dari situs resmi Sekretariat Kabinet Rebpublik Indonesia. Berdasarkan hasil analisis, terungkap bahwa Joko Widodo menggunakan semua jenis kohesi leksikal yang terdiri dari reiterasi (repetisi, sinonim, antonim, hiponim, meronim dan kata umum) dan kolokasi dalam teks pidato tersebut. Berdasarkan hasil yang diperoleh, jenis yang paling banyak digunakan adalah repetisi dengan 22 data dari total 41 data. Alasan yang paling memungkinkan dari seringnya penggunaan repetisi, terutama kata Pancasila adalah Joko Widodo ingin menekankan nilai-nilai Pancasila kepada pendengar. Dari studi ini, dapat disimpulkan bahwa kohesi leksikal berperan penting untuk membuat pidato mudah dipahami sehingga pesan pembicara akan tersampaikan dengan benar dan tepat. Berkaitan dengan penelitian ini, penulis menyarankan peneliti selanjutnya untuk mencoba membandingkan versi asli pidato ini yang mana dalam Bahasa Indonesia dan versi terjemahannya untuk melihat apakah ada perbedaan dalam penggunaan kohesi leksikal.