Pengaruh pH Awal Dan Lama Fermentasi Kitin Oleh Aspergillus oryzae Terhadap Kadar Glukosamin

Main Author: Cahyani, Ari
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/166/43/Ari%C2%A0Cahyani.pdf
http://repository.ub.ac.id/166/49/Ari%20Cahyani%202.pdf
http://repository.ub.ac.id/166/
Daftar Isi:
  • Glukosamin merupakan salah satu derivat dari kitin yang penggunaanya cukup banyak. Glukosamin dapat dimanfaatkan dalam penyembuhan penyakit osteoarthritis (Kardiman, 2013). Glukosamin dapat dihasilkan dengan beberapa cara ekstraksi yakni proses hidrolisis kimiawi, proses enzimatis, proses fermentasi, dan proses gabungan antara ketiganya (Ernawati, 2012). Glukosamin selain disintesis dalam tubuh juga dapat dihasilkan dari cangkang udang melalui proses fermentasi dengan melibatkan mikroba yang bersifat kitinolitik yang dapat mendegradasi kitin. Saskiawan (2011) melaporkan, bahwa Aspergillus memiliki kemampuan dalam menghidrolisis kitin untuk produksi N-asetilglukosamin. Berdasarkan penelitian saskiawan (2011), Aspergillus sp. mampu memproduksi N-asetilglukosamin sebanyak 0,0023 g/L. sedangkan penelitian Chang et al., (2011) Menyatakan Asprgilllus sp. Mampu mempoduksi glukosamin hingga mencapai 5,48 g/L. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh nilai pH awal dan lama frementasi yang memberikan pengaruh terhadap kadar D-glukosamin dan N-asetil-D-glukosamin dengan rancangan menggunakan Respone Surface Methodology (RSM) yang dibagi menjadi dua tahap penelitian yaitu tahap penelitia pendahuluan dan penelitian utama. Tahapan pembuatan kitin meliputi tahap demineralisasi dengan menggunakan larutan HCl 1,5 M selama 4 jam pada suhu 70-80 ̊C yang diperoleh rendemen 9,61% dan tahap deproteinasi dengan menggunakan larutan NaOH 3,5% dengan suhu 65-70 ̊C selama 4 jam dengan rendemen 1,13%. Kemudian dilakukan pengujian karakteristik kitin dengan hasil kadar air 6,69%, kadar protein 33,21%, kadar abu 1,42%, dan derajat deasetilasi 35,16% engan rendemen akhir 1,13±0,22 mm.. Selain itu juga dilakukan uji aktivitas kitinolitik pada kapang Aspergillus oryzae dengan hasil rata-rata diameter zona bening tertinggi terbesar 2,23±0,23 mm. Tahap fermentasi glukosamin menjadi kitin dilakukan dengan metode fermentasi semi padat dengan substrat kitin yang telah ditambahkan nutrisi untuk pertumbuhan kapang yakni KH2PO4, MgSO4, Urea dan Glukosa. Kemudian dilakukan pengujian kadar D-Glucosamine dan N-Acethyl-D-Glucosamine menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Data yang didapat dianalisis menggunakan software Response Surface Methodology (RSM) untuk mendapatkan hasil pengaruh faktor terhadap respon produksi D-Glukosamin dan N-Asetil-D-Glukosamin. Berdasarkan penelitian tentang optimasi kondisi fermentasi kitin menggunakan kapang Aspegillus oryzae untuk produksi glukosamin didapatkan kesimpulan bahwa tidak terbentuk titik optimum yang berarti faktor tidak berpengaruh pada semua respon yaitu D-Glukosamin dan N-Asetil-D-Glukosamin. Kadar D-Glukosamin tertinggi yang terbentuk sebesar 17,53 g/L dengan perlakuan pH awal 5 dan waktu fermentasi 22 hari dan terendah sebesar 14,85 g/L dengan perlakuan pH awal 3 dan waktu fermentasi 20 hari. Kadar N-Asetil-D-Glukosamin tertinggi yang terbentuk sebesar 165,33 g/L dengan perlakuan pH awal 5 dan waktu fermentasi 8 hari dan terendah sebesar 82 g/L dengan perlakuan pH awal 7 dan waktu fermentasi 20 hari.