Analisis Strategi Adaptasi Ekspatriet Terhadap Culture Shock (Studi pada Ekspatriet PT AKT Indonesia, Pasuruan)
Main Author: | Harlinda, Khartyka |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/165966/1/Khartyka%20Harlinda.pdf http://repository.ub.ac.id/165966/ |
Daftar Isi:
- Ekspatriet adalah karyawan yang dikirim oleh sebuah perusahaan di suatu negara untuk mengelola operasi di negara yang berbeda. Perbedaan cara kerja ekspatriet yang lebih ahli membuat perusahaan MNC mentransfer ekspatriet ke perusahaan cabang di berbagai negara guna untuk membuat perusahaan tidak kalah saing dengan perusahaan MNC yang lain. Karena perpindahan seseorang ke lingkungan yang baru dapat menimbulkan culture shock, maka seseorang tentu juga akan berusaha melakukan adaptasi atau penyesuaian diri terhadap budaya di lingkungan baru mereka. PT AKT Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang ekspor gitar ukulele yang berlokasi di Pasuruan, Jawa Timur. PT AKT Indonesia memperkerjakan ekspatriet dalam membantu kesuksesan perusahaan dalam penjualan ke luar negeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara strategi ekspatriet PT AKT Indonesia dalam menghadapi culture shock yang mereka alami. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan triangulasi yang dilakukan kepada lima orang ekspatriet dan sepuluh orang karyawan lokal, serta dokumentasi. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan strategi adaptasi lintas budaya yang diterapkan oleh ekspatriet ini adalah strategi sebagai prespektif, dimana arti dari strategi ini menggunakan startegi bedasarkan naluri alami dari isi kepala atau cara berfikir maupun ideologis ekspatriet itu sendiri. Bentuk culture shock yang dialami oleh ekspatriet adalah bentuk culture shock, kejutan transisi (transition shock), kejutan bahasa (language shock), dan kelelahan budaya (culture fatigue) disebabkan oleh kelelahan pada individu yang berupaya menyesuaikan diri secara terus-menerus terhadap lingkungan budaya yang baru. Faktor culture shock yang dialami oleh ekspatriet adalah karena ekspatriet tidak mendapatkan dukungan organisasi perusahaan untuk mendapatkan pelatihan sebelum keberangkatan tugas kerja luar negeri, yang mana dalam hal ini ekspatriet merasakan perbedaan budaya yang berbeda dengan budaya lamanya