Pengaruh Penambahan Natrium Hipoklorit (Naocl) Untuk Backwash Membrane Bioreactor Terhadap Kualitas Air Limbah Amonia
Main Author: | Kholifah, Khurun In Nur |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/165845/ |
Daftar Isi:
- Limbah cair merupakan pembuangan yang berupa cairan yang dihasilkan dari hasil samping aktifitas manusia, seperti industri, rumah tangga, rumah sakit, dan lain-lain. Apabila dalam jumlah yang besar, limbah cair ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan sekitar, seperti tercemarnya badan sungai. Bahkan juga dapat membahayakan kesehatan manusia. Hal tersebut dikarenakan limbah cair mengandung senyawa toksik, polutan organik dan anorganik yang tinggi, dan mikroorganisme yang patogen. Oleh karena itu, limbah cair ini harus mengalami proses pengolahan terlebih dahulu untuk mengurangi toksisitas dari limbah cair tersebut. Pada penelitian ini, limbah sintetis amonia akan diolah dengan sistem Membrane Bioreactor (MBR). Sistem ini dibantu dengan adanya lumpur aktif (activated sludge) yang berfungsi untuk mendegradasi secara biologis limbah cair. Namun, permasalahan yang sering terjadi pada MBR ini disebabkan adanya fouling pada membran yang disebabkan oleh lumpur aktif. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan analisa terhadap pengaruh penambahan NaOCl untuk backwash membran yang dibandingkan dengan backwash air PDAM. Adapun parameter limbah cair yang akan dianalisis setelah diolah dengan sistem MBR ini, meliputi. Chemical Oxygen Demand (COD), Dissolve Oxygen (DO), Biological Oxygen Demand (BOD), Total Suspended Solids (TSS), dan pH. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap parameter-parameter limbah cair tersebut, diperoleh bahwa koefisien rejeksi (%R) COD yang paling tinggi adalah pada menit ke- 60 untuk sampel dengan backwash penambahan NaOCl, yaitu sebesar 85,7%. Namun, untuk backwash dengan air PDAM, %R COD dari menit ke-20 hingga menit ke-80 cenderung tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Akan tetapi, %R COD yang terbesar yaitu pada sampel menit ke-100 karena dipengaruhi oleh faktor laju difusi feed, yaitu sebesar 95,2%. Untuk viii pengukuran BOD didapatkan konsentrasi BOD yang terendah yaitu pada perlakuan backwash dengan penambahan NaOCl pada menit ke-100, yaitu sebesar 0,69 mg/L. Kemudian untuk nilai TSS, limbah amonia kontrol memiliki TSS yang rendah dibandingkan air hasil olahan. Namun, secara visual terlihat paling keruh yang dikarenakan kepadatan terlarutnya yang tinggi. Sedangkan TSS sampel pada perlakuan backwash membran dengan penambahan NaOCL lebih rendah dibandingkan dengan backwash air PDAM, yaitu 156 mg/L. Sedangkan, nilai pH pada penelitian ini masih mendekati angka 7. Dan untuk kualitas fluks, perlakuan backwash membran dengan NaOCl lebih baik dibandingkan dengan air PDAM Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa perlakuan backwash membran dengan penambahan NaOCl lebih efektif menghilangkan fouling dan memperbaiki kinerja membran sehingga dihasilkan kualitas olahan air limbah yang lebih baik dibandingkan dengan backwash dengan air PDAM. Namun, pada penelitian selanjutnya, diharapkan ada penambahan waktu filtrasi serta pengujian terhadap kandungan permeat.