Hubungan Pertumbuhan Tanaman Cyperus Haspan L. Terhadap Penyerapan Kromium (Cr) Pada Media 25% Limbah Cair Batik
Main Author: | Nurmalita, Nanda Shabrina |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/165822/ |
Daftar Isi:
- Limbah cair batik merupakan salah satu contoh limbah yang mengandung logam berat kromium (Cr) sehingga limbah industri batik termasuk kedalam limbah berbahaya dan beracun. Kromium (Cr) merupakan logam berat yang sangat beracun dan tidak dibutuhkan oleh tubuh manusia. Kromium (VI) bersifat karsinogenik karena dapat merusak struktur kromatin dan fungsi sel. Logam berat seperti logam kromium (Cr) berasal dari beberapa zat warna batik yang digunakan ketika proses pewarnaan dan pencelupan. Selain itu, limbah cair hasil produksi langsung dibuang ke selokan tanpa melalui pengolahan sehingga berpotensi mencemari air. Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk pemulihan kondisi perairan yang tercemar adalah dengan fitoremediasi. Fitoremediasi didefinisikan sebagai pencucian polutan yang dimediasi oleh tumbuhan, termasuk pohon, rumput-rumputan, dan tumbuhan air. Proses fitoremediasi mengandalkan tumbuhan untuk menyerap, mendegradasi, mentransformasi dan memobilisasi bahan pencemar, baik logam berat maupun senyawa organik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar potensi rumput payung (Cyperus haspan L). dalam mereduksi logam kromium (Cr) total pada air yang tercemar limbah cair batik, mengetahui penyerapan logam kromium (Cr) total pada daun-batang dan akar, serta mengetahui hubungan waktu detensi terhadap kemampuan Cyperus haspan L. dalam menurunkan kadar logam kromium (Cr) total. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode eksperimental, dengan 3 perlakuan variasi waktu detensi yaitu 4, 8 dan 12 hari. Masing-masing perlakuan variasi waktu detensi dilakukan ix pengulangan sebanyak 3 kali. Limbah cair yang digunakan diambil dari UKM batik blimbing yang terletak di Jl. Candi Jago No. 06, Blimbing, Kota Malang, JawaTimur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kadar logam Cr pada tanaman (Cyperus haspan L.) pada bagian bawah (akar) menunjukkan hasil yang lebih besar dibandingkan dengan kadar logam Cr pada tanaman bagian atas (batang-daun). Semakin lama waktu detensi, maka semakin besar kadar logam Cr didalam tanaman. Total serapan paling besar terdapat pada variasi waktu detensi 12 hari dan paling rendah terdapat pada waktu detensi 4 hari. Selama 12 hari penelitian, kondisi batang segar tanaman menunjukkan penurunan, jumlah tunas baru tanaman mengalami kenaikan, tinggi tanaman semakin naik, serta berat basah dan berat kering juga mengalami pertambahan berat. Nilai BCF menujukan bahwa tanaman Cyperus haspan L. (rumput payung) termasuk dalam tanaman bersifat akumulator rendah dalam penyerapan logam Cr. Sedangkan nilai TF menunjukkan bahwa mekanisme atau proses yang terjadi pada penanaman Cyperus haspan L. dalam menyerap logam Cr adalah termasuk dalam rizofiltrasi.