Pemanfaatan Pengelolaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) Bantuan Pemerintah Pada Kelompok Tani Padi Di Kota Malang
Main Author: | Bahruddin, M. Ali |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/165717/ |
Daftar Isi:
- Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk yang besar, sehingga pemenuhan kebutuhan akan pangan menjadi hal yang sangat penting. Namun fakta menunjukkan bahwa produktivitas padi mengalami penurunan dikarenakan keterbatasan jumlah tenaga kerja. Berkurangnya tenaga kerja mendorong pemerintah untuk menggerakkan bantuan alat mesin pertanian. Alsintan memiliki peranan penting dalam upaya pencapaian swasembada pangan dikarenakan dapat memberikan mutu dengan kualitas baik. Sehingga pengelolaan alat mesin bantuan pemerintah dapat berkelanjutan (Wardani, 2011). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan pengelolaan ALSINTAN dan menganalisis tingkat keberlanjutan dari ALSINTAN tersebut secara ekonomi. Penelitian dilakukan di Kecamatan Kedungkandang dan Sukun pada bulan Februari – Maret 2018. Penentuan sampel menggunakan metode simple random sampling dengan pertimbangan petani padi yang mempunyai luas laha 1 – 2 ha dan pernah menggunakan ALSINTAN bantuan dari pemerintah. Tingkat keberlanjutan dari ALSINTAN akan diuji secara ekonomi dengan menghitung analisis biaya tetap, biaya tidak tetap, penerimaan, R/C rasio, BEP dan pay back periode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat dan mesin pertanian bantuan dari pemerintah yang dimanfaatkan dan dikelola secara efektif adalah mesin tanam, bajak rotary dan hand sprayer. Sedangkan mini combine harvester tidak dimanfaatkan secara efektif oleh petani. Alat dan mesin pertanian yang layak dan berkelanjutan adalah mesin tanam dengan R/C Rasio sebesar 1,62, analisis BEP sebesar 155,82 jam atau 25,97 Ha dan Payback Period sebesar 3,46 tahun. ii Sedangkan mesin bajak rotary layak namun tidak berkelanjutan dengan R/C Rasio sebesar 1,13, analisis BEP sebesar 278,47 jam atau 19,89 ha Ha, dan Payback Period sebesar 7,29 Tahun. Saran yang diajukan untuk penelitian ini adalah Petani harus memodifikasi mini combine harvester agar bantuan dari pemerintah tidak terbuang sia-sia dan bisa dimanfaatkan. Pihak pemerintah harus melakukan survey lokasi agar alsintan yang diberikan sesuai dengan kondisi lahan. Petani harus mengurangi biaya operator dan biaya garasi menjadi Rp 500.000 serta menaikkan harga sewa alat sebesar Rp 1.400.000 agar hasil pay back periode tidak melebihi umur ekonomis dan semua alat dan mesin pertanian bantuan pemerintah dapat berkelanjutan.