Analisis Risiko Kegagalan Proses Produksi Menggunakan Metode Fuzzy Failure Modes And Effect Analysis (Fuzzy Fmea) Dan Fault Tree Analysis (Fta) (Studi Kasus Di Pg. Rejo Agung Baru- Madiun)
Main Author: | Khoiriah, Binti |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/165712/ |
Daftar Isi:
- Gula mempunyai peranan penting dalam sistem pangan manusia sebagai penyedia rasa manis dan pemasok kalori bagi tubuh. Produksi gula pasir nasional pada tahun 2016 sebesar 2,72 juta ton, dimana konsumsi langsung rumah tangga sebesar 2,83 juta ton menunjukkan produksi gula nasional belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu pemerintah mulai mengimpor gula yang menyebabkan kualitas gula nasional kurang mampu bersaing dengan gula impor. PG. Rejo Agung Baru merupakan salah satu perusahaan nasional yang memproduksi gula dengan kendala kualitas warna kristal gula belum memenuhi SNI dan hasil produksi gula tidak maksimal akibat kegagalan proses. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi risiko kegagalan dalam proses produksi gula dan akar penyebab timbulnya risiko tersebut. Metode yang digunakan adalah Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Fault Tree Analysis (FTA). Perhitungan metode FMEA menghasilkan FPRN tiga tertinggi yaitu risiko proses giling berhenti, proses pemisahan gula kristal dengan larutan stroop tidak efektif dan kualitas bahan baku tidak memenuhi standar. Analisis dengan FTA diketahui akar penyebab masalah yang paling potensial berdasarkan nilai RRW (Risk Reduction Worth) yaitu gangguan kelistrikan dan kurangnya penambahan air siraman pada saat proses pemutaran, posisi tebu menyilang dan minimnya sortasi bahan baku. Perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengawasan dan perawatan mesin sebelum dan selama untuk mengurangi terjadinya gangguan pada mesin produksi sehingga beban listrik menjadi lebih stabil, Melakukan pengawasan dan sanksi terhadap pekerja yang lalai dalam ix menjalankan tugas selama proses produksi, membatasi kapasitas tebu yang masuk ke gilingan dalam sekali giling dan menerapkan sistem sortasi dan pengecekan bahan baku tebu sesuai kriteria MBS (matang, bersih dan segar).