Karakteristik Isotermis Sorpsi Air Dan Panas Isosterik Irisan Pisang Kepok (Musa Paradisiaca Formatypica

Main Author: Fitri, Dian Nuhdina Khayatul
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/165689/
Daftar Isi:
  • Pisang merupakan tanaman yg banyak tumbuh di Indonesia, namun memiliki nilai ekonomi yang rendah yang dipicu buruknya penanganan pasca panen sehingga diperlukan penanganan lebih lanjut. Pisang kepok (Musa paradisiaca formatypica) memiliki kandungan amilosa dan pati cukup tinggi sekitar 29.50% sehingga dapat dimanfaatkan sebagai tepung. Menurut Hawa et al, (2016) proses kritis dalam pengolahan tepung adalah pengeringan dalam bentuk chips.Hal tersebut mendasari penelitian ini berfokus pada pengeringan pisang kepok dalam bentuk irisan. Dalam proses pengeringan, kesetimbangan kadar air bahan merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui. Hubungan termodinamika antara aktivitas air dan kesetimbangan kadar air suatu produk pada suhu konstan disebut isoterm sorpsi air (ISA). Penentuan isotermis sorpsi air slices pisang kepok menggunakan metode gravimetri statis yang melibatkan penggunaan larutan garam lewat jenuh pada kisaran aw 0.05-0.90 pada suhu 30oC, 40oC, dan 50oC untuk proses desorpsi dan adsorpsi dan dianalisa berdasarkan model BET (Braunauer, Emmet dan Teller), model Smith, model Oswin, model Caurie, dan model GAB (Guggenheim-Anderson-de Boer), kemudian panas isosterik dihitung menggunakan persamaan Clausius Clapeyron. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa nilai kadar air keseimbangan meningkat dengan meningkatnya nilai aw pada suhu konstan, sedangkan pada aw konstan nilai kadar air ix keseimbangan menurun dengan meningkatnya suhu. Model GAB merupakan model yang paling tepat dalam menggambarkan karakteristik ISA irisan pisang kepok yang termasuk dalam tipe II.