Penilaian Risiko Pasokan Pada Pengadaan Bahan Baku Tebu Di Industri Gula Menggunakan Metode Fuzzy House Of Risk (Fuzzy Hor) Dan Fuzzy Analytic Network Process (Studi Kasus Di Pg. Kebon Agung)

Main Author: Kurniawan, Putut
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/165659/
Daftar Isi:
  • Kebutuhan manusia terhadap bahan makanan semakin meningkat. Salah satu bahan makanan yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia adalah gula. Gula dihasilkan dari bahan tebu yang telah mengalami serangkaian proses pengolahan sehingga membentuk butiran kristal gula. Menurut Badan Pusat Statistik, luas areal tanaman tebu di Indonesia pada tahun 2014 adalah 209.800 hektar dengan jumlah produksi gula tebu sebanyak 2.575,40 ton. PG. Kebon Agung merupakan salah satu industri yang mengolah tebu menjadi gula yang berada di kabupaten malang. Pabrik Gula Kebon Agung atau PG Kebon Agung merupakan salah satu pabrik gula terbesar di Jawa Timur. Salah satu masalah yang ada di perusahaan tersebut adalah kuantitas dan kualitas bahan baku yang kurang memadai sehingga menjadi penyebab berkurangnya produksi. Hal ini terjadi karena manajemen rantai pasok yang berjalan kurang optimal. Kondisi tersebut rentan menimbulkan risiko yang berdampak pada proses bisnis perusahaan. Terutama pada pengadaan bahan baku terdapat risiko pasokan bahan baku yang masuk ke perusahaan dari supplier (inbound supply risk) yang dapat mempengaruhi kualitas produk akhir. Oleh karena itu manajemen risiko berperan penting agar pasokan bahan baku berjalan sebagaimana mestinya. Tujuan dari penelitian ini adalah identifikasi agen risiko dan menentukan strategi penanganan terhadap risiko kategori prioritas, sehingga mengurangi risiko yang terjadi dan pasokan bahan baku tebu yang ada di PG. Kebon Agung berjalan dengan optimal. Penelitian ini dilakukan di PG Kebon Agung di Kota Malang bulan juni - september 2017. Responden penelitian ini adalah ix tiga pekerja PG Kebon Agung yang terdiri dari dua orang bagian tanaman dan satu orang bagian tebang angkut. Pengumpulan data berupa penyebaran kuesioner dan wawancara. Metode identifikasi risiko dan penilaian menggunakan Fuzzy HOR dan penilaian strategi mitigasi menggunakan Fuzzy Analytical Network Process. Hasil penilaian dari 11 agen risiko yang di dapat diambil 8 agen risiko. Peringkat pertama agen risiko adalah ketidaktelitian dalam pemeriksaan dan peringkat terakhir adalah kondisi tebu yang tidak terawat. Hasil Fuzzy ANP menunjukkan urutan prioritas kriteria yang berperan dalam pengadaan bahan baku di PG Kebon Agung adalah sistem, mesin, SDM, material. Prioritas pertama alternatif strategi masing-masing kriteria adalah penerapan SOP secara konsisten, lokasi sewa lahan yang tepat, evaluasi kinerja karyawan dan melakukan perawatan secara rutin.